Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Juli 2012 sebesar US$ 16,15 miliar. Angka ini turun 7,72% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Tapi, jika dibanding dengan bulan Juni 2012 yang sebesar US$ 15,44 miliar, ekspor Juli masih naik 4,6%.
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan kenaikan ekspor terjadi pada ekspor migas dan non migas. Ekspor migas naik sebesar 2,69% sedangkan ekspor non migas naik 5,04%. "Secara akumulasi, ekspor Januari - Juli 2012 sebesar US$ 113,1 miliar," ujarnya saat konferensi pers Senin (3/9).
Suryamin menambahkan, untuk ekspor non migas Januari - Juli 2012 tercatat sebesar US$ 89,97 miliar. Angka ini turun 2,9% dari periode yang sama tahun 2011.
Tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah China dengan nilai ekspor non migas US$ 12,02 miliar, Jepang dengan nilai ekspor US$ 10,24 miliar dan Amerika Serikat sebesar US$ 8,74 miliar. Total pangsa ketiga negara ini sebesar 34,46%.
Sementara itu, ekspor non migas ke negara-negara ASEAN sebesar US$ 18,04 miliar (20,05%) dan ekspor ke Uni Eropa sebesar US$ 10,67 miliar (11,6%).
Direktur Statistik Distribusi BPS Satwiko Darmesto mengungkapkan kenaikan nilai ekspor dikontribusi oleh kenaikan ekspor barang mineral yaitu batubara dan minyak sawit mentah (CPO). "Kalau ekspor CPO dan batubara tidak terganggu, ekspor kita tinggi," katanya.
Menurutnya, kenaikan ekspor CPO tidak hanya terjadi karena kenaikan volume tapi juga akibat kenaikan harga. Satwiko bilang, harga CPO pada Juni tercatat sekitar US$ 999 per metrik ton, dan naik menjadi US$ 1.015 per metrik ton. Sehingga total ekspor lemak dan hewan nabati pada Juli 2012 tercatat sebesar US$ 2,25 miliar, naik dari periode Juni 2012 yang hanya sebesar US$ 1,42 miliar.
Jika melihat pola tahun-tahun sebelumnya, Satwiko optimis tren ekspor bakal meningkat menjelang Desember. Sehingga, ia berharap ke depan akan ada pemulihan ekonomi di AS dan negara-negara Eropa yang membuat kinerja ekspor kembali bangkit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News