kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.373   -30,00   -0,18%
  • IDX 7.525   10,00   0,13%
  • KOMPAS100 1.061   0,18   0,02%
  • LQ45 794   -2,26   -0,28%
  • ISSI 255   0,96   0,38%
  • IDX30 413   -1,66   -0,40%
  • IDXHIDIV20 471   -2,87   -0,61%
  • IDX80 120   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,55   -0,44%
  • IDXQ30 132   -0,82   -0,61%

Judi Online Menggerogoti Fondasi Ekonomi dan Potensi Masa Depan


Selasa, 05 Agustus 2025 / 21:08 WIB
Judi Online Menggerogoti Fondasi Ekonomi dan Potensi Masa Depan
ILUSTRASI. Judi Online. 


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Dampak judi online terhadap makro ekonomi dinilai sudah terpampang jelas. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Firman Hidayat menyebut aliran dana ke judi online mencapai Rp 51 triliun pada tahun 2024, atau setara dengan 0,3% penurunan PDB.

Kemudian ada sebanyak Rp 6,4 triliun potensi pajak yang hilang, dan 30% penurunan belanja pendidikan di keluarga pecandu.

Firman menyebut perilaku judol yang telah mengalihkan Rp 51 triliun dana konsumsi masyarakat pada 2024, merupakan bentuk puncak gunung es atas maraknya judol di negeri ini. "Ini baru puncak gunung es. Dampak sosialnya lebih mengerikan," ujar Firman Hidayat dalam Katadata Policy Dialoq bertema; "Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial," di Jakarta, Selasa (5/8).

Firman menambahkan, studi di Brasil menunjukkan pola serupa, di mana terjadi peningkatan pengeluaran judi berbanding lurus dengan penurunan belanja pendidikan dan kesehatan. Dengan profil korban yang sama  Yaitu pria paruh baya dari kelas menengah bawah.

Baca Juga: Kolaborasi Bank &Fintech, Perputaran Nilai Judi Online Turun 43% pada Semester I-2025

Data global, lanjut dia, menunjukkan 71% pemain judi online di Indonesia berpenghasilan Rp 5,1 juta/bulan. Mereka umumnya pria berusia 30-50 tahun dari daerah kumuh. Sementara studi longitudinal di Amerika Serikat mencatat kondisi ini meningkatkan risiko KDRT sebesar 300%

Direktur Eksekutif Katadata Insight Center (KIC) Fakhridho Susrahardiansyah menyebut 70% pecandu judi online mengonsumsi narkoba untuk tahan lama bermain. "Ini ancaman serius bagi visi Indonesia Emas 2045 yang mengandalkan kualitas SDM," katanya.

Ketua Bidang Pengembangan Kajian Hukum & ESG Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Fransiska Oei menambahkan, perlu dibangun integrasi modul tentang bahaya judi online dalam kurikulum sekolah. Serta menerapkan regulasi ketat iklan judi online yang menyamar sebagai game online di berbagai platform sosial budaya.

Selanjutnya: Perbankan Dilibatkan Dalam Program MBG, Ini Manfaat dan Mudaratnya Menurut Ekonom

Menarik Dibaca: Jangan Tergiur Promo Murah! Ini 4 Tips Menghindari Penipuan Agen Perjalanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×