Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menagih realisasi penurunan harga gas untuk industri. Pasalnya, dari tujuh sektor industri yang bakal mendapat insentif penurunan harga, saat ini baru tiga sektor yang sudah ada formulanya.
Jokowi berharap persoalan harga gas ini betul-betul dihitung dan dikalkulasi lagi agar konkret dampaknya. Kata Jokowi, gas bumi harus dilihat bukan semata-mata sebagai komoditas, tapi harus dilihat sebagai modal pembangunan yang bisa memperkuat industri nasional dan mendorong daya saing produk-produk industri di pasaran dunia.
Penurunan harga gas itu juga sebagai upaya pengembangan industri hilir. "Bukan hanya pada peningkatan daya saing pada produk kita, tapi juga berdampak konkret pada penciptaan nilai tambah bagi pengembangan industri hilir," kata Jokowi, Selasa (24/1).
Sekadar catatan, tujuh sektor industri yang ditetapkan akan mendapat penurunan harga gas adalah, pupuk, baja, petrokimia, oleo chemical, kaca, keramik dan sarung tangan karet. Dari ketujuh sektor itu, sektor industri pupuk baja dan Petrokimia yang telah diberikan formula penurunan harganya,
Dari tiga sektor industri yang telah mendapatkan insentif penurunan harga gas itu, saat ini tengah dikaji formulanya untuk industri swasta.
"Yang baru dapat (penurunan harga gas) kan BUMN saja, di luar BUMN belum ada yang dapat. Ini yang kita minta disusulkan (formulasi penurunan harganya)," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Selain itu, dalam upaya menjaga ketersediaan pasokan gas untuk industri saat ini tengah digodok rencana impor. Setidaknya dalam dua pekan ke depan kajian dan perhitungan untuk pelaksanan impor ini sudah selesai.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, impor gas itu bakal dirumuskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menperin. "Akan dirumuskan dalam dua minggu ini, akan di kelompokkan. Oleh Presiden diputuskan untuk impor gas," kata Luhut tanpa merinci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News