kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Jokowi: Pemerintah sebetulnya tidak suka yang namanya impor beras


Rabu, 21 April 2021 / 12:49 WIB
Jokowi: Pemerintah sebetulnya tidak suka yang namanya impor beras
ILUSTRASI. Serangkaian Kegiatan Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - INDRAMAYU. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut adanya hitungan kekurangan pasokan beras di Indonesia. Sebagai antisipasi kurangnya pasokan, Jokowi telah memutuskan adanya opsi impor untuk cadangan beras.

"Waduh ini kurang sehingga perlu tambahan untuk cadangan tapi kemarin sudah kita putuskan bahwa sampe Juni tidak ada impor," ujar Jokowi usai meninjau panen di Desa Wanasari, Rabu (21/4).

Tidak hanya sampai Juni, Jokowi juga bilang kebijakan impor akan melihat kondisi lapangan. Bila produksi beras memenuhi kebutuhan, maka impor tidak dilakukan hingga akhir tahun 2021.

Kepala Negara Republik Indonesia itu bilang bahwa pemerintah memiliki visi untuk swasembada. Namun pemenuhan kebutuhan pangan juga harus tetap dijaga.

Baca Juga: Presiden Jokowi tinjau panen padi di Indramayu

"Tentu saja kita juga ingin swasembada. Pemerintah sebetulnya tidak senang, tidak suka yang namanya impor beras," tegas Jokowi.

Bekas Walikota Solo itu menyebut terdapat berbagai kondisi yang mempengaruhi produksi beras. Antara lain adalah pandemi virus corona (Covid-19) dan bencana banjir di sejumlah daerah.

Pada peninjauan tersebut, Jokowi melihat hasil penen yang dilakukan telah mencapai 8 ton per hektare (ha). Sementara harga gabah pun juga telah menunjukkan kenaikan menjadi Rp 4.200 per kilogram (kg).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×