Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta pengentasan kemiskinan fokus pada masyarakat miskin ekstrim.
Berdasarkan data Bank Dunia terdapat 9,91 juta jiwa masyarakat Indonesia berada pada kemiskinan ekstrim. Hal itu dalam artian masyarakat hidup dengan pendapatan di bawah US$ 1,9 per hari.
"Karena itu data tentang siapa dan di mana warga kita harus betul-betul akurat sehingga program bisa disasarkan tetap pada kelompok sasaran yang kita inginkan," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu (4/3).
Baca Juga: Ekonomi tertekan, Menkeu minta anggaran daerah untuk lindungi masyarakat
Strategi pengentasan kemiskinan tersebut harus terintegrasi. Asal tahu saja saat ini program terkait pengentasan kemiskinan berada di berbagai kementerian dan lembaga (K/L).
Integrasi tersebut nantinya akan memperjelas pembagian kerja untuk pengentasan kemiskinan. Bantuan sosial pun didorong untuk meningkatkan pendapatan masyarakat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Selain itu ada pula program yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Antara lain seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana desa, pembiayaan ultra mikro (UMi), dan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
"Kita harapkan di 2024 untuk kemiskinan ekstrim ini bisa berada pada posisi nol," terang Jokowi.
Baca Juga: Tambah manfaat kartu sembako, Sri Mulyani kucurkan tambahan anggaran Rp 4,56 triliun
Asal tahu saja, sebelumnya Indonesia telah menurunkan angka kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22% dari angka 11,22% pada tahun 2015. Secara keseluruhan jumlah masyarakat miskin di Indonesia sebanyak 24,7 juta jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News