Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dinilai lebih agresif menyerang lawan politiknya dalam Pemilihan Presiden 2019. Dalam beberapa kesempatan, dia tidak ragu melontarkan pernyataan-pernyataan menohok yang menyindir lawannya, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Anggota Wantimpres Agum Gumelar, sikap Jokowi ini bisa diartikan sebagai bentuk hilangnya kesabaran. Hal ini wajar dan bersifat manusiawi. "Mungkin seseorang juga kadang-kadang kehilangan sabar juga ya mungkin," kata Agum dalam acara deklarasi Relawan Bravo Cijantung di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (5/2).
Meski ada pihak yang menilai Jokowi lebih agresif, Agum tetap memandang tak ada perubahan terkait sifat dan tabiat Jokowi. Jokowi bagi Agum tetap menjadi sosok yang sederhana. Padahal, kedudukan bisa dengan mudah mengubah kepribadian seseorang.
Lebih lanjut, Jenderal TNI (Purn) ini meminta masyarakat objektif dalam menilai Jokowi. Selama 4 tahun pemerintahan, yang bersangkutan telah hanyak membangun negeri, salah satunya dengan memprioritaskan infrastruktur.
"Tapi ya kita objektif saja selama 4 tahun (pemerintahan) beliau apa yang dilakukan adalah membangun negeri ini menuju kepada tujuan nasional kita," tutur Agum.
"Kalau prioritas kepada infrastruktur itu sangat wajar karena apa, karena kita jauh ketinggalan dengan negara-negara tetangga kita," sambungnya.
Ada yang berbeda dengan gaya kampanye calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo pada akhir pekan pertama Februari ini. Jokowi dinilai mulai agresif memainkan strategi menyerang. Ia menjawab satu per satu pernyataan dan tudingan yang sebelumnya sempat dilontarkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan kubunya.
Jokowi bahkan melakukan serangan balik terhadap pasangan calon nomor urut 02 itu. Misalnya, terkait Indonesia yang disebut-sebut Prabowo akan bubar dan punah, Joko Widodo menyindir pihak-pihak yang menebar pesimisme dengan menyebut Indonesia akan bubar dan punah dalam waktu dekat. Jokowi menilai narasi itu hanya menggiring masyarakat pada pesimisme.
Pada Minggu (3/2), Jokowi kembali melancarkan serangan pada Prabowo-Sandi. Kali ini ia menyinggung sejumlah hoaks yang disebarkan oleh kubu oposisi. Misalnya hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara tercoblos yang sempat dikicaukan oleh Wakil Sekjen Andi Arief di akun Twiter-nya.
Juga mengenai selang cuci darah RSCM yang disebut oleh Prabowo dipakai hingga 40 kali. (Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Lebih Agresif, Agum Gumelar Bilang Mungkin Hilang Kesabaran"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News