kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Jokowi: Ke depan, peta jangan dari kertas lagi


Jumat, 19 September 2014 / 17:55 WIB
Jokowi: Ke depan, peta jangan dari kertas lagi
ILUSTRASI. PT Amman Mineral Industri, anak perusahaan dari PT Amman Mineral Internasional di Kabupaten Sumbawa Barat yang


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyindir teknologi pemetaan lahan di Indonesia, yang dia anggap ketinggalan zaman. Pada pemerintahannya nanti, Jokowi ingin menerapkan one map policy.

Jokowi mengatakan, saat kampanye pilpres di daerah Kalimantan, dia mendapat informasi dari salah satu kepala daerah di sana soal tingginya sengketa lahan di wilayah itu.

"Di satu provinsi saja ada 157 sengketa lahan. Saya lihat itu terjadi karena kita tidak punya peta lahan yang sama. Oleh sebab itu, saya akan idekan one map policy, satu peta untuk seluruhnya," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Jumat (19/9).

Jokowi antara lain menyinggung sengketa selama ini antara lahan tambang dan lahan perkebunan serta antara lahan perkebunan dan lahan milik rakyat.

"Maka dari itu, ke depan, peta jangan ada yang dari kertas lagi. Di peta cuma 2 milimeter, yang di lapangannya ternyata 2.000 hektar lagi," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, langkah terobosan itu akan berimbas besar pada optimalisasi pemanfaatan lahan di Indonesia. Jokowi tidak ingin produktivitas lahan terhalang persoalan sengketa semacam itu. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×