Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan soal ketimpangan dalam jumlah tes virus corona (Covid-19). Jumlah tes yang banyak diperlukan untuk mendapatkan kasus positif Covid-19 dan mencegah penularan. Pasalnya saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
"Kapasitas testing antar daerah ini ketimpangannya harus diperkecil jangan sampai ada yang sudah terlalu tinggi tetapi ada daerah atau provinsi yang lain yang masih jauh di bawah," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (14/9).
Asal tahu saja, Indonesia telah menangani Covid-19 selama 6 bulan terhitung sejak diumumkan kasus pertama pada Maret 2020 lalu. Saat ini terdapat 320 jejaring laboratorium yang memeriksa Covid-19.
Hingga Minggu (13/9), jumlah spesimen yang diperiksa baru sebanyak 2,65 juta dari 1,54 juta orang. Dari pemeriksaan tersebut rasio kasus positif di Indonesia sebesar 14,1%.
Angka pemeriksaan tersebut masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bila membandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 268 juta. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, terdapat 218.382 kasus positif dengan 155.010 kasus sembuh dan 8.723 kasus meninggal dunia.
Penambahan jumlah tes Covid-19 akan membantu data mengenai pandemi Covid-19. Data tersebut penting untuk digunakan sebagai rujukan pembuatan kebijakan.
"Kalau kita bekerja berbasiskan data, langkah-langkah intervensinya itu akan berjalan lebih efektif dan bisa segera menyelesaikan masalah yang ada di lapangan," terang Jokowi.
Selanjutnya: Jokowi sebut pemerintah berupaya tingkatkan kesembuhan dan turunkan kematian Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
