kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Informasi soal vaksin corona harus detail, agar tidak dipelintir dan didemo


Senin, 19 Oktober 2020 / 15:09 WIB
Jokowi: Informasi soal vaksin corona harus detail, agar tidak dipelintir dan didemo
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar penyiapan vaksin corona benar-benar direncanakan dengan matang


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk menyiapkan vaksin corona (Covid-19) benar-benar direncanakan dengan matang. Menurutnya, penyampaian informasi mengenai vaksin kepada masyarakat perlu dilakukan dengan baik agar tidak jadi bahan pelintiran.

"Vaksin ini saya minta jangan tergesa-gesa karena sangat kompleks, menyangkut nanti persepsi di masyarakat, kalau komunikasinya kurang baik bisa  kejadian kayak Undang-Undang Cipta Kerja," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas, Senin (19/10).

Dia meminta para menterinya untuk memberikan penjelasan mengenai halal atau haram vaksin, harga, kualitas dan distribusi, juga mana yang tidak perlu disampaikan ke publik.

Tak hanya itu, dia juga mengingatkan tentang implementasi vaksinasi Covid-19. Dia meminta agar pelaksanaan vaksinasi ini tidak dianggap mudah. Jokowi meminta agar segala proses disiapkan dan dijelaskan dengan baik pada publik.

Baca Juga: Sri Mulyani harap super tax deduction dapat tingkatkan kapasitas industri farmasi

"Prosesnya seperti apa. Siapa yang disuntik terlebih dahulu? Kenapa dia? Harus dijelaskan betul kepada publik," kata Jokowi.

Dia pun memandang komunikasi publik ini harus dilakukan secara hati-hati, seperti menyampaikan siapa yang mendapatkan vaksin secara gratis, siapa yang mendapatkan vaksin secara mandiri.

Menurutnya, vaksin gratis merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan, sementara vaksin mandiri merupakan tanggung jawab Kementerian BUMN.

"Dijelaskan betul. Harus detail. Ini jangan sampai nanti dihantam oleh isu, dipelintir kemudian kejadiannya bisa masyarakat demo demo lagi karena sekarang memang masyarakat pada posisi yang sulit," jelas Jokowi.

Baca Juga: Pemerintah tawarkan insentif jumbo untuk kegiatan penelitian dan pengembangan

Lebih lanjut, Jokowi memandang hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlakuan pada vaksin yang ada.

Mengingat vaksin tersebut memiliki jumlah yang besar dan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda maka diperlukan pelatihan seperti apa cara membawanya, bagaimana penyimpanannya dan berbagai hal lain.

"Saya minta ini dilibatkan WHO, WHO Indonesia agar mereka bisa memberikan training-training sehingga apa standarnya itu menjadi jelas. Hati-hati mengenai vaksin. Ini bukan barang gampang," kata Jokowi.

Selanjutnya: Kasus Positif Corona Covid-19 Terus Melejit, Belum Ada Obat Paten Pendongkrak IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×