kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jokowi ditantang lakukan lelang jabatan menteri


Minggu, 28 September 2014 / 16:53 WIB
Jokowi ditantang lakukan lelang jabatan menteri
Ketua KPU RI Hasyim Asy?ari. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menantang presiden terpilih Joko 'Jokowi' Widodo untuk melaksanakan lelang jabatan menteri dalam kabinetnya. 

"Maukah Jokowi mencari menteri melalui uji publik? Seperti lelang jabatan yang dilakukan pada lurah dan camat di DKI Jakarta," tanya Emrus dalam diskusi bertajuk 'Membaca arah kabinet Jokowi-JK' di Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu (28/9) siang.

"Itu akan menjadi indikator bahwa kabinet Jokowi tidak hasil transaksional. Karena lewat lelang itu transparan dan terbuka, tidak kayak sekarang, tertutup," sambung Emrus. 

Namun, dia memprediksi, Jokowi-JK tidak akan melaksanakan lelang jabatan bagi para calon menteri dalam kabinet. Sebab, penggodokan nama menteri Jokowi-JK ditengarai sebagai bentuk praktik transaksi politik. Salah satu indikasinya adalah pembentukan kabinet dilaksanakan secara tertutup oleh kelompok tertentu. 

Penggodokan tersebut pun tidak melibatkan unsur publik. Misalnya, menyodorkan pilihan nama ke publik. "Tiba-tiba kita dapat angka 16 kementerian untuk parpol dan 18 kementerian untuk profesional. Ada indikasi kuat Jokowi menyusun kabinet secara transaksional," ujar dia.

Sebelumnya, Joko Widodo-Jusuf Kalla memilih opsi 34 kementerian dengan tiga menteri koordinator. Dari jumlah itu, sebanyak 18 menteri diisi profesional murni dan 16 menteri diisi profesional partai politik. Adapun, posisi wakil menteri dihapus kecuali di kementerian luar negeri. ( Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×