Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyen, terdapat 12 kesepakatan yang ditandatangani.
Ke-12 kesepakatan tersebut antara lain 9 kesepakatan antar negara dan 3 kesepakatan business to business.
Baca Juga: Dua perusahaan investasi Abu Dhabi mereger, kini beraset US$ 200 miliar
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, sembilan MoU itu adalah MoU Peningkatan Perlindungan Investasi, MoU Penghindaran Pajak Berganda, MoU Industri, MoU Kepabeanan, MoU Pariwisata, MoU Kelautan dan Perikanan, MoU Pertahanan, MoU Kekonsuleran serta MoU Kebudayaan.
Sementara 3 kesepakatan Business to Business yang ditandatangani antara lain PT Pertamina dengan Adnoc untuk mengembangkan RDMP Balikpapan, integrated supply chain, dan LNG Storage.
Baca Juga: UEA: Kami melihat beragam potensi termasuk bisnis upstream
Lalu, kesepakatan antara PT Chandra Asri dan Mubdala untuk proyek new chapta cracker dan petrochemical complex.
Ada pula kesepakatan antara PT Maspion Indonesia dengan DP World Asia. "Mengenai pengembangan terminal peti kemas dan kawasan di Jawa Timur, " Kata Retno dalam keterangan tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (24/7).
Baca Juga: Menteri Jonan bidik investasi US$ 5 miliar lebih dari keseriusan investasi PEA
Retno melanjutkan, pertemuan Presiden Jokowi dan Sheikh Mohamed juga mendiskusikan tentang proyek yang dapat dilakukan bersama walaupun sudah ada tiga kesepakatan yang sudah ditandatangi.
"Saat ini ada beberapa yang sedang dibahas tetapi sudah bicara mengenai kerja sama ke depannya," tutur Retno.
Menurut Retno, Indonesia memang ingin melakukan kerjasama berdasarkan potensi yang dimiliki. Apalagi, Uni Emirat Arab memiliki dana investasi negara yang besar atau sekitar US$ 1,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News