Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ancaman akan habisnya kuota BBM bersubisidi sebelum tenggat akhir Desember 2014 masih belum memiliki solusi. Presiden terpilih Joko Widodo pun masih memilih berteka teki dalam menanggapi masalah ini.
Saat ditanya mengenai tindakan apa yang akan dilakukan Jokowi untuk menjawab masalah ini, mantan Walikota Solo ini mengatakan, sebaiknya masalah tersebut dibagi dengan pemerintah sekarang.
"Kalau yang baik ya bagi-bagi. Pemerintah sekarang dan nanti pemerintah yang akan datang, pemerintah yang baru," ujar Jokowi, Selasa (19/8) malam. Dia pun menambahkan jika pemerintah sekarang menaikkan harga BBM subsidi, akan mengurangi beban pemerintah ke depan.
Lantas, apakah ketersediaan BBM bersubsidi dijamin tersedia hingga akhir Desember? Jokowi malah mengatakan pertanyaan tersebut lebih patut ditanyakan pada pemerintahan sekarang.
Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Widjajanto, memprediksi kuota 46 juta kilo liter BBM subsidi bisa jebol jika terjadi kenaikan konsumsi pada November dan Desember 2014. Tim transisi sendiri menyiapkan alternatif pilihan yang bisa dijalankan Jokowi- JK. Pertama, memperbesar alokasi anggaran subsidi yang artinya menambah kuota BBM subsidi. Kedua, menaikkan harga BBM. Andi sendiri berharap agar pemerintah sekarang menjalanan program penghematan yang lebih signifikan. Sayangnya, tim transisi belum menentukan kapan waktu pasti dua opsi tersebut akan diambil.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Jero Wacik menyebut kuota BBM subsidi sebesar 46 juta kilo liter bakal habis pada pertengahan Desember. Oleh karena itu pemerintah melakukan penghematan dengan memperketat penjualan BBM subsidi. Namun, bayak pihak yang meragukan upaya tersebut akan berhasil menjaga ketersediaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News