Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
Pertemuan dua calon presiden yang berkompetisi dalam pilpres 2019 ini tak pelak membetot perhatian publik. Terlebih, isu untuk menggaet Gerindra masuk ke koalisi pendukung Jokowi masih berhembus kuat hingga saat ini.
Dalam konferensi pers yang dilakukan keduanya di Stasiun MRT Senayan, wartawan bertanya apakah pertemuan ini menjadi tanda bahwa rekonsiliasi akan berlanjut koalisi di kabinet. Namun, Joko Widodo belum bisa memberikan jawaban pasti.
Menurut Jokowi, soal koalisi harus dibicarakan dengan banyak pihak. "Untuk koalisi harus dirundingkan, didiskusikan dengan sahabat saya di Koalisi Indonesia Kerja," kata Jokowi.
"Dengan relawan juga akan saya diskusikan," tuturnya.
Baca Juga: Jokowi dan Prabowo bersalaman di Stasiun MRT Lebak Bulus, warga bersorak sorai
Prabowo kemudian menanggapi bahwa pertemuan ini dilakukan untuk meneduhkan situasi di masyarakat yang panas akibat Pilpres 2019. Ketua Umum Partai Gerindra ini kemudian berharap tidak ada lagi perpecahan berlandaskan politik. "Tak ada lagi cebong, tak ada lagi kampret," kata Prabowo.
Seperti kita tahu, cebong selama ini merupakan istilah yang muncul di masyarakat untuk menyebut pendukung Jokowi. Sedangkan, kampret menjadi istilah untuk menyebut pendukung Prabowo.
Panasnya istilah cebong dan kampret sudah mulai terasa bahkan jauh sebelum pendaftaran bakal calon presiden untuk periode 2019-2024 dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada masa ini, berbagai hoaks pun bermunculan semisal Jokowi yang dituding dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Prabowo yang kemudian disebut pro khilafah.
Baca Juga: Akhirnya bertemu, Prabowo: Pak Jokowi tahu Saya belum pernah naik MRT
Seiring berjalannya waktu, kedua tokoh ini makin siap bertarung untuk kedua kalinya setelah ronde pertama di tahun 2014 lalu. Meski kini calon pendamping keduanya berbeda.
Jokowi memilih Ma'ruf Amin yang pada saat itu adalah Rais Aam PBNU sekaligus Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di sisi yang berseberangan, Prabowo memilih Sandiaga Uno. Padahal bos Saratoga ini belum lama jadi wakil gubernur DKI Jakarta dengan mengalahkan pasangan Ahok-Djarot di pilgub DKI 2017.
Pemilihan dua cawapres ini pun dibumbui berbagai cerita. Ma'ruf Amin misalnya disebut-sebut menjadi pilihan Jokowi untuk menangkal isu agama yang selama ini menyerangnya. Belum lagi gosip yang menyebut bahwa dipilihnya Ma'ruf Amin menjadikan Mahfud MD sebagai korban 'PHP' karena sebelumnya merupakan pilihan pertama.
Sementara pemilihan Sandi juga tak kalah ramai. Selain masih seumur jagung jadi Wagub DKI, isu uang pelicin yang diberikan kepada sejumlah partai pendukung Prabowo hingga 'jenderal kardus' tentu sulit untuk dilupakan.