Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pengusaha nasional yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan saat bertemu pengusaha nasional generasi kedua dan ketiga di Istana Merdeka, Senin (27/8). Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani mengatakan, dalam pertemuan itu Presiden menekankan dua hal untuk membangun ekonomi nasional yang kuat.
Yakni investasi dan ekspor. "Yang kita butuhkan itu dua, investasi dan ekspor, kuncinya itu, dua industri itu tentunya didorong dan Presiden semangat memberikan kepastian kepada kami, mari berinvestasi di Indonesia karena kuncinya adalah investasi, itu ditekankan," kata Rosan usai pertemuan.
Bahkan Presiden Jokowi juga meminta kepada para pengusaha untuk hal ini disampaikan langsung kepada kementerian dan lembaga untuk dikoordinasikan langsung dengan dirinya.
Sebab, sejatinya dunia usaha dengan pemerintah harus satu dan solid jika ingin membangun ekonomi nasional yang kuat. Apalagi saat ini bukan masa-masa yang mudah bagi keadaan ekonomi di tengah tekanan mata uang kita dan ketidakpastian perang dagang.
"Maka itu, diperlukan komunikasi secara berkala baik dunia usaha, pemerintah dan pengambil keputusan. Kembali lagi kita menyadari ini semua untuk kepentingan kita semua, tidak hanya dunia usaha tapi juga kepentingan masyarakat Indonesia," tambah Rosan.
Adapun untuk investasi sendiri, pemerintah telah memberi jaminan terkait kemudahan berizinan. Saat ini pemerintah terus memangkas dan mempermudah perizinan, birokrasi yang selama ini menjadi kendala.
Kendala lain yakni sulitnya mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas juga akan menjadi fokus pemerintah di tahun depan. Sehingga bisa dibilang, langkah pemerintah saat inibisa mempercepat investasi dan dunia usaha perlu mendukungnya.
Tantangan ekonomi nasional
Tak hanya mengajak pengusaha terus berinvestasi di dalam negeri, pemerintah juga turut mengajak pengusaha membahas tantangan ekonomi nasional saat ini. Hal ini disampaikan Jokowi dalam pembukaan pertemuan tersebut.
Termasuk soal neraca perdagangan Indonesia yang masih mengalami defisit. Bahkan di akhir tahun defisit diperkirakan bisa mencapai US$ 25 miliar. Untuk itu Presiden Jokowi menyampaikan, perkembangan perekonomian dan kebijakan yang sudah diambil pemerintah dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas.
Maka itu, untuk mengatasi hal itu pemerintah telah mendorong penggunaan biodiesel 20% (B20). Dengan kebijakan ini setidaknya bisa menekan defisit mencapai US$ 11 miliar per tahun.
"Dari pemerintah juga meminta komitmen dari dunia usaha bahwa ini benar-benar dilaksanakan, dan Ahamdulillah tadi langsung direspon oleh salah satu perusahaan batubara Adaro dan Pak Boy Thohir yang September ini full B20," kata Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News