kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

JK: Tidak Mudah Menego Ulang Gas Tangguh


Jumat, 05 September 2008 / 20:28 WIB
JK: Tidak Mudah Menego Ulang Gas Tangguh


Reporter: Yohan Rubiyantoro,Andrie Indradi | Editor: Test Test

JAKARTA. Negosiasi ulang ekspor gas alam cair dari Blok Tangguh ke China masih jauh dari harapan. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui tidak mudah mengubah harga di dalam kontrak, sebab harga tersebut sudah dipatok sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan kontrak harga gas lain yang pernah diteken Pemerintah Indonesia.

Tapi seperti biasa, Wapres mengaku optimistis negosiasi ini dapat berjalan mulus. "Syaratnya kedua negara saling memahami kebutuhan masing-masing," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, usai bertemu dengan Ketua Kamar Dagang China yang juga Sekretaris Partai Komunis China Wang Yang di Kantor Wakil Presiden, Jumat (5/9).

Sejauh ini, Wapres Kalla menilai kedua negara masih saling mengerti. Indonesia menilai China membutuhkan Indonesia, begitu juga Indonesia terhadap China. Kepada Indonesia, antara lain China membutuhkan pasokan batubara untuk menyuplai Provinsi Guangdong, China, sebanyak enam juta ton. "Bahkan mereka minta pasokan ini ditambah karena meningkatnya kebutuhan energi di provinsi tersebut," kata Wapres.

Indonesia juga membutuhkan China untuk meningkatkan investasi. Jusuf Kalla menyatakan Pemerintah China berjanji akan mengirim 400 pengusaha dalam forum China Indonesia Economic and Trade Seminar 2008 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dalam waktu dekat ini.

Melihat kerjasama itu, Jusuf Kalla mengakui, Indonesia tidak akan bersikap saling mengancam dalam menentukan harga baru LNG Tangguh. "Sekarang sudah saling memahami, tidak perlu saling ancam-mengancam," imbuh Jusuf Kalla. Wapres mengaku para pengusaha itu sempat menanyakan tim negosiasi dari Indonesia. “Mereka menanyakan kapan akan mengirim delegasi tersebut untuk berunding,” ujar Wapres.

Pekan lalu, Kepala Bappenas Paskah Suzetta menyatakan tim negosiasi dari Indonesia akan efektif berunding mulai Oktober. Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Migas Departemen ESDM Evita Legowo pernah menyatakan harga yang pantas untuk harga gas Tanggung ialah US$ 10 per MMBTU, jauh lebih tinggi dari kesepakatan harga sekarang yang cuma US$ 3,35 per MMBTU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×