Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga dari 6,5% menjadi 7,5% secara gradual dinilai sebagai suatu tindakan malapraktik. Pasalnya, hal tersebut justru akan menyengsarakan ekonomi rakyat Indonesia.
Demikian pernyataan Wakil Presiden RI (2004-2009) Jusuf Kalla dalam acara "Mandiri Road To 2020 To be Indonesia's Most Dominant Bank: Higher, Faster, Stronger" di Ballroom Djakarta Theatre, bilangan Thamrin, Jakarta Kamis(12/12/2013).
JK, sapaan akrab Ketua PMI ini, mengatakan, dengan kenaikan suku bunga BI, justru masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. "Tidak ada sejarahnya, mau menurunkan inflasi dengan meningkatkan suku bunga BI," ujarnya.
JK yang saat itu mengenakan batik panjang abu-abu bermotif cokelat mengatakan, mata uang rupiah tidak perlu dikhawatirkan. Ia meyakini bahwa rupiah lebih banyak digunakan di dalam negeri, tidak seperti dollar AS yang digunakan di seluruh dunia.
Menurutnya rupiah yang hanya berputar-putar di Indonesia akan menemukan keseimbangan sendiri, tidak perlu menaikkan bunga. Yang diperlukan rakyat adalah kredit yang cukup untuk menjalankan usaha. Maka dari itu, yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah kucuran dana kredit dengan bunga yang tidak mencekik.
"Kenaikan suku bunga tak akan menurunkan inflasi. Bunga naik, kredit naik, kasihan rakyat," ujar JK. (Willy Widianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News