CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

JK menilai SBY mau memelihara antrean di SPBU


Kamis, 28 Agustus 2014 / 15:58 WIB
JK menilai SBY mau memelihara antrean di SPBU
ILUSTRASI. MPV All New Veloz pada ruang pamer Toyota di ajang pameran?IIMS 2023.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) mengaku tidak masalah jika Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) tidak mau menaikkan harga BBM di akhir masa pemerintahannya ini. Hal itu membuat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - JK mau tak mau yang harus menaikkan harga BBM.

"Ya tidak apa-apa, kalau pemerintah ragu-ragu, tidak apa-apa, yang penting negara selamat," kata JK usai menghadiri "Talk Show REI Bagian Dari Solusi: Menghapus Ekonomi Biaya Tinggi dan Menjamin Kepastian Hukum”, di Jakarta Selatan, Kamis (28/8).

Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar itu juga mengatakan, jika pemerintahan SBY ingin memelihara antrean yang terjadi di sejumlah SPBU karena kelangkaan BBM dan negara kewalahan mensubsidi, maka pihaknya tidak akan menghalangi.

"Kalau mau antrean terus-menerus, silahkan saja," ujarnya.

Menurutnya harga BBM harus dinaikkan, agar subsidi yang per tahunnya mencapai sekitar Rp 300 triliun itu tidak habis untuk pengendara mobil. Resiko dari kenaikan harga BBM itu kata dia sesuatu yang harus ditanggung.

"Yang penting negara selamat, tidak bangkrut. Kalau tidak maka sewaktu-waktu likuiditas pemerintah akan habis, padahal uang itu akan habis di knalpot mobil," katanya.

Ia menyebutkan semua orang seharusnya setuju, subsidi untuk para pengendara mobil itu lebih baik dialihkan ke pembangunan mulai dari jalan, pertanian hingga rumah sakit.

Soal berapa harga yang pantas untuk BBM bersubsidi menurutnya, ia mengaku belum bisa menjawabnya. Kata dia hal itu masih di kaji. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×