CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

SBY menolak permintaan Jokowi menaikkan harga BBM


Kamis, 28 Agustus 2014 / 12:01 WIB
SBY menolak permintaan Jokowi menaikkan harga BBM
ILUSTRASI. Petugas melayani warga di loket BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Jakarta


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menolak permintaan presiden terpilih Joko 'Jokowi' Widodo untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebelum masa jabatannya berakhir. 

"Terus terang, tadi malam secara khusus saya minta kepada pak SBY menekan defisit APBN dengan menaikkan harga BBM," ujar Jokowi di Balaikota, Kamis (28/8). 

"Jawabannya, ya beliau menyampaikan bahwa saat ini kondisinya dianggap masih kurang tepat untuk menaikan BBM," ujar Jokowi. 

Jokowi menyayangkan langkah SBY tersebut. Menurut dia, kenaikan harga BBM baru akan dilakukan saat dirinya menjabat sebagai presiden, usai 20 Oktober 2014 mendatang. 

Namun, Jokowi tidak bisa memastikan bulan ke berapa harga BBM bakal dinaikkan. Yang pasti, Jokowi merasa anggaran subsidi BBM sangat membebani APBN 2015. Belum lagi anggaran yang disediakan untuk bayar utang luar negeri. 

Jumlah alokasi subsidi dalam RAPBN 2015 mencapai Rp 433,5 triliun. Adapun, jumlah alokasi untuk utang mencapai Rp 154 triliun. "Pasti membebankan," ujar Jokowi. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×