Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam beberapa kesempatan mendesak pemerintah merombak susunan kabinet kerja. Namun ternyata, dorongan yang serupa tidak hanya berasal dari PDI-P.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebutkan dorongan reshuffle juga banyak disampaikan dari partai pendukung lainnya. "Tentu sudah banyak yang bicara, tapi presiden akan mempertimbangkannya," kata JK, Jumat (8/5) di Istana Wapres, Jakarta.
Ia juga menambahkan keputusan reshuffle itu tidak mudah. Berbagai pertimbangan dilakukan, karena pertaruhannya adalah kinerja pemerintahannya. Oleh karenanya, mencari orang yang baik untuk posisi-posisi tertentu tidak gampang.
Namun demikian, JK buru-buru menegaskan, kalau masalah reshuffel belum dibicarakan antara dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejauh ini, menurutnya isu perombakan kabinet kerja baru ramai di media masa saja.
Sebelumnya, tekanan reshuffel semakin kencang karena kondisi ekonomi yang dianggap buruk. Terutama setelah Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal satu hanya 4,71%.
Salah satu menteri ekonomi, yaitu Menteri Perdagangan rachamt Gobel tidak mau ambil pusing dengan isu perombakan itu. Ia mengaku hanya fokus kepada tugas-tugasnya yang diberikan Jokowi-JK.
Diantaranya adalah untuk membuka pasar, memperkuat pasar domestik dan mendongkrak ekspor. Rachmat ditargetkan, harus bisa mendorong pertumbuhan ekspor hingga 300% dalam lima tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News