kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Jika pandemi terkendali, Sri Mulyani yakin ekonomi 2021 tumbuh positif 5%


Selasa, 22 Desember 2020 / 08:23 WIB
Jika pandemi terkendali, Sri Mulyani yakin ekonomi 2021 tumbuh positif 5%
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati nampaknya masih percaya diri ekonomi tahun depan bisa melesat. Sebab, dirinya memprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 positif 5%. 

Prediksi itu beda tipis dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2019 saat pandemi Covid-19 belum merebak yakni sebesar 5,02%. Artinya, ekonomi Indonesia tahun depan bisa melonjak tajam dari tahun ini yang diprediksi minus 2,2% hingga minus 1,7%. 

Menkeu meyakini perekonomian Indonesia akan kembali positif tahun depan antara lain ditopang oleh vaksinasi dan upaya-upaya pengendalian pandemi, kebijakan pemulihan ekonomi, serta agenda reformasi struktural.

“Tapi tentu seluruh forecasting ekonomi pada 2021 akan tergantung pada pertama kondisi Covid-19 dan vaksinasi apakah bisa membalikkan kepercayaan sehingga kegiatan ekonomi baik dari agregat demand dan angregat supply bisa positif,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Periode November, Senin (21/12).

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani perkirakan ekonomi kuartal IV-2020 minus 2,9%

Adapun proyeksi pemerintah jauh di atas rata-rata prediksi berbagai institusi internasional. Misalnya, Asian Development Bank (ADB) meramal ekonomi Indonesia di 2021 sebesar 4,5%, World Bank di level 4,4%, dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) 4%. 

Untuk menjaga ekonomi tumbuh 5%, dari sisi fiskal, Rp 2.750 triliun belanja negara di antaranya diarahkan dalam tujuh langkah strategis APBN 2021. 

Pertama, alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp 550 triliun melalui belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). 

Kedua, anggaran kesehatan sebesar Rp 169,7 triliun dialokasikan untuk antisipasi pengadaan vaksin dan vaksinasi, hingga bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Ketiga, perlindungan sosial sebesar Rp  408,8 triliun dengan prioritas antara lain program keluarga harapan (PKH), bansos tunai, kartu sembako, dan penerima iuran bantuan (PBI) JKN. 

Keempat, infrastruktur sebesar Rp 417,4 triliun dengan arah penyediaan layanan dasar, peningkatan konektivitas, dan dukungan pemulihan ekonomi serta melanjutkan program prioritas yang tertunda.

Kelima, ketahanan pangan sebesar Rp 99 triliun untuk meningkatkan produksi pangan, revitalisasi sistem pangan nasional, dan pengembangan food estate. 

Keenam, teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) sebesar Rp 26 triliun sebagai optimalisasi pemanfaatan TIK untuk mendukung dan meningkatkan pelayanan publik. 

Ketujuh, sektor pariwisata sebesar Rp 14,2 triliun untuk mendorong pembangunan dengan fokus lima kawasan super prioritas dan pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Selanjutnya: Menkeu Sri Mulyani sudah amankan cadangan anggaran vaksinasi Rp 54,4 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×