Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir November 2019, asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang tidak mencapai target. Tidak hanya itu, beberapa realisasi APBN 2019 pun masih banyak yang meleset.
Berikut rangkuman Kontan.co.id tentang asumsi makro dan beberapa realisasi APBN 2019 yang masih belum sesuai target hingga 30 November 2019:
Asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN 2019 adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah per dollar Amerika Serikat (AS), surat perbendaharaan negara (SPBN) 3 bulan, harga minyak mentah, lifting minyak, dan lifting gas.
Secara terperinci, hingga 30 November 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mencapai 5,02% pada kuartal III-2019 atau masih jauh dari target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 yang sebesar 5,3%.
Baca Juga: Banyak aumsi APBN meleset, ini resikonya menurut ekonom CORE
Sementara inflasi pada bulan November 2019 adalah sebesar 3,0% yoy dan secara kumulatif tercatat 2,37% (ytd) hingga 30 November 2019. Masih ada ruang gerak sebesar 1,13% untuk menjaga inflasi sesuai target, yaitu di level 3,5%.
Untuk nilai tukar rupiah sendiri, masih berada pada posisi yang semakin menguat. Bahkan, tercatat per 12 Desember 2019 nilai tukar rupiah berada adi level Rp 14.042 atau mengalami apresiasi sebesar 2,91% (ytd) dibandingkan dengan posisi awal 2019 dan target akhir tahun yang sebesar Rp 15.000
Sementara SPN 3 bulan pun masih tercatat 5,62% atau lebih tinggi dari target yang sebesar 5,625. Harga minyak mentah pun tercatat US$ 61,9 atau lebih rendah dari target yang sebesar US$ 70.
Sementara lifting minyak tercatat Rp 742.000 dari target yang sebesar Rp 775.000 dan lifting gas sebesar Rp 1.049.000 atau lebih rendah dari target yang sebesar Rp 1.250.000.
Baca Juga: Pekan depan, IHSG diprediksi masih bergerak menguat
Sementara terkait asumsi dalam realisasi APBN 2019 yang hingga November 2019, Kontan.co.id menemukan beberapa realisasi yang masih cukup jauh dari target APBN 2019.