kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan Khawatir Indonesia Resesi di 2023, Ini Penjelasan Ekonom


Senin, 13 Maret 2023 / 06:05 WIB
Jangan Khawatir Indonesia Resesi di 2023, Ini Penjelasan Ekonom
ILUSTRASI. Sejumlah kalangan optimis bahwa Indonesia tidak akan mengalami resesi tahun ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah prediksi ekonom global menunjukkan, perekonomian dunia masih mengalami ketidakpastian. Bahkan mereka memprediksi ekonomi global cenderung suram. 

Bagaimana dengan ekonomi Indonesia? 

Sejumlah kalangan optimis bahwa Indonesia tidak akan mengalami resesi tahun ini. Salah satunya Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah.

"Perekonomian global mungkin boleh saja suram, boleh saja resesi, tapi tentunya Indonesia tidak akan mengalami resesi," kata Piter pada Minggu (12/3/2023) seperti yang dikutip dari infopublik.id.

Adapun pengertian resesi ekonomi secara teknikal adalah pertumbuhan negatif dua kuartal secara berturut.

Piter pun memproyeksikan ekonomi RI akan tumbuh dalam rentang 4,75% sampai 5,25% pada 2023 ini.

Baca Juga: Lima Alasan Ini Diyakini Bikin ASEAN Tak Ikut Terjun ke Jurang Resesi

Menurut Piter, keyakinannya bahwa Indonesia tidak akan mengalami resesi dilandasi oleh tetap tingginya permintaan di dalam negeri. Selain itu, pemerintah Indonesia hingga saat ini terus mendorong konsumsi masyarakat.

"Pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga. Setiap tahunnya, perekonomian Indonesia cenderung ditopang oleh konsumsi rumah tangga, jika dilihat dari komponen pengeluaran," ujar Piter.

Ia menilai, konsumsi rumah tangga menjadi komponen yang menentukan dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.

Piter lantas membeberkan data di mana pada 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 5,31%. Dari capaian tersebut, konsumsi rumah tangga menyumbang 2,61%.

Baca Juga: Melemah 0,9% dalam Sepekan, Ini Sentimen yang Menyeret Rupiah

Dia menambahkan, Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi pada tahun ini kecuali jika permintaan domestik kembali menurun seperti masa pandemi COVID-19. Saat pandemi, masyarakat tidak bisa keluar rumah, tidak bisa melakukan konsumsi, berbelanja, pergi ke mal, bioskop, dan berwisata. Akibatnya, ekonomi domestik mengalami resesi pada 2020,

"Saat itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah membatasi masyarakat dan menyebabkan resesi," kata Piter.

Saat ini, lanjut Piter, kondisinya tentu sudah berubah, karena masyarakat sudah bisa melakukan konsumsi secara normal dan pandemi akan benar-benar berakhir, apalagi setelah PPKM dicabut pada akhir 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×