Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pelaksanaan pembangunan Waduk Ciawi serta Sukamahi di Bogor dan Depok, keduanya berada di Jawa Barat akan dipimpin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemilik lahan mendapat tugas melakukan sosialisasi atas rencana pembangunan kedua waduk.
"Pembebasan lahan (oleh) kami (Pemprov DKI), bangun fisiknya Kementerian Pekerjaan Umum, (Pemerintah Provinsi) Jawa Barat bantu sosialisasi," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Balaikota, Jakarta, Selasa (21/1).
Dia menambahkan, "Saya rasa asal mendukung (pembangunan kedua waduk) saja sudah bagus." Jokowi menolak memberikan tanggapan bahwa seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak perlu bertanggung jawab atas pembebasan lahan untuk kedua waduk itu.
Namun, dia meminta publik tak berpikir konfrontatif, menempatkannya secara berhadap-hadapan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
"Jangan diadu-adulah. Saya itu enggak mau dikotak-kotakkan kalau kerja. Semuanya dukung kok. Bogor dukung, Depok dukung, Pemda Jawa Barat juga sangat mendukung. Cukup," tegas Jokowi.
Pembebasan lahan, lanjut Jokowi, akan dimulai pada tahun 2014 dan diperkirakan rampung tahun 2015. Adapun pembangunan waduk diperkirakan rampung tahun 2016. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan dana Rp 1,2 triliun untuk "berpartisipasi" dalam proyek ini.
Namun, papar Jokowi, dana alokasi untuk kedua waduk belum bisa dicairkan tahun 2014. Alasannya, alokasi dana belum masuk APBD 2014 DKI Jakarta. Maka, pada tahun ini diperkirakan baru Rp 200 miliar yang dapat dikucurkan untuk proyek dua waduk ini. Selebihnya baru akan keluar pada 2015.
"Atau (dana selebihnya) bisa juga di APBD Perubahan 2014 ditambahin," kata Jokowi. Dia pun pun menyatakan masyarakat tak perlu khawatir soal ketersediaan dana. "Jangan takut kita tidak punya uang. Uang ada, tinggal eksekusi," tegas dia.
Jokowi memperkirakan, pembangunan dua waduk di hulu Sungai Ciliwung dan sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung ke Sungai Cisadane, akan mengurangi debit air yang langsung menuju ke Jakarta hingga 40 persen. Pengurangan itu belum menghitung hasil dari pembangunan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dan normalisasi Sungai Ciliwung. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News