kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apa hasil rapat di Katulampa?


Senin, 20 Januari 2014 / 19:14 WIB
Apa hasil rapat di Katulampa?
ILUSTRASI. Robert Kiyosaki kembali dengan peringatan mengerikan tentang kehancuran pasar.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rapat koordinasi yang dilakukan sejumlah pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) dan pimpinan daerah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi di posko pantauan Ciliwung-Katulampa, Senin (20/1/2014) siang, menghasilkan beberapa keputusan. Para kepala daerah itu berkomitmen mengatasi banjir.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air di Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan mengatakan, secara umum ada dua proyek penanggulangan banjir yang diputuskan dalam rapat tersebut. Rapat menyepakati pembuatan Waduk Ciawi di Bogor dan Waduk Sukamahi di Depok. Rapat juga memutuskan untuk menghidupkan lagi ide proyek sodetan Ciliwung-Cisadane.

"Pembangunan infrastruktur untuk penanggulangan banjir harus dipercepat," kata Hasan di sela-sela konferensi pers seusai rapat itu.

Soal pembangunan dua waduk, Kementerian PU meminta pemerintah daerah setempat melaksanakan pembebasan lahan milik warga. Seiring dengan itu, Kementerian PU akan menyelesaikan desain waduk. Proyek pembangunan dua waduk itu menggunakan APBN 2014.

Masih soal waduk, Hasan mengatakan, Kementerian PU secepatnya akan menerbitkan peraturan menteri soal pengalihan wewenang pengelolaan waduk serta situ-situ di penyangga Jakarta ke pemerintah setempat. Saat ini ada ratusan waduk dan situ di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berpengaruh terhadap debit air yang masuk ke Jakarta.

Soal pembuatan sodetan Ciliwung-Cisadane, Kementerian PU dan pimpinan daerah sepakat mengubah desainnya, dari semula terbuka menjadi tertutup. Hal itu dilakukan agar pemerintah tidak terlalu banyak membebaskan lahan di sepanjang sodetan itu.

"Panjang terowongannya 1,2 kilometer, akan melimpahkan debit air sebanyak 200 meter kubik per detik. Itu jumlah yang normal dan aman untuk dapat masuk ke aliran Sungai Cisadane," ujarnya.

Untuk mewujudkan pembangunan sodetan tersebut, Kementerian PU akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan pemerintah untuk Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Perwakilan dari dua daerah tersebut tidak datang pada rapat koordinasi Senin siang ini. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×