kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga Rupiah, BI Bisa Maksimalkan Kerja Sama LCT Hingga Buat DHE Betah di Dalam Negeri


Kamis, 24 November 2022 / 21:23 WIB
Jaga Rupiah, BI Bisa Maksimalkan Kerja Sama LCT Hingga Buat DHE Betah di Dalam Negeri
ILUSTRASI. BI masih memiliki beberapa instrumen yang bisa digunakan untuk menjaga pergerakan rupiah. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berupaya membawa nilai tukar rupiah pada tahun 2023 untuk setidaknya bergerak di titik tengah sasaran, yaitu di level Rp 15.070 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, upaya ini sangat menguras tenaga BI. Butuh upaya ekstra dan bahkan harus merogoh kocek BI lebih dalam lagi. Tentu, ini akan berpenaruh pada anggaran BI. 

Sehubungan dengan ini, Perry mengajukan Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) 2023 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Diperkirakan, anggaran BI tahun depan mencatat defisit Rp 19,99 triliun yang utamanya berasal dari defisit anggaran kebijakan sebesar Rp 33,15 triliun. 

Baca Juga: Anggaran BI 2023 Diramal Defisit , Ini Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Jaga Rupiah

Anggaran kebijakan inilah yang digunakan BI untuk melakukan stabilisasi, termasuk nilai tukar rupiah. 

“Di anggaran kebijakan, langkah-langkah kami untuk stabilitas kenaikan suku bunga acuan, maupun langkah-langkah stabilisasi nilai tukar,” terang Perry di hadapan Komisi XI DPR RI, awal pekan ini. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, meski anggaran BI diramal defisit pada tahun depan, ini tak terlalu mengganggu upaya BI dalam menjaga pergerakan rupiah. BI masih memiliki beberapa instrumen yang bisa digunakan untuk menjaga pergerakan rupiah. 

“BI memegang US Treasury, ada cadangan emas, BI memiliki valuta asing, dari sinilah pengellaan devisa bisa tetap jalan dan memberi tambahan bagi cadangan devisa kalau memang dibutuhkan untuk stabilisasi rupiah,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (24/11). 

Selain itu, BI juga bisa mengupayakan devisa hasil ekspor (DHE) untuk parkir lebih lama di dalam negeri. Ini bisa dilakukan dengan mengimbau perbankan melakukan penyesuaian suku bunga deposito valas. 

Plus, BI memiliki perjanjian penggunaan mata uang lokal untuk transaksi investasi dan perdagangan atau local currency transaction (LCT) yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan dengan dolar AS. Ini bisa menambah otot rupiah. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,33% ke Rp 15.647 Per Dolar AS Pada Kamis (24/11)

Terkait dengan BI berasumsi rupiah bisa bergerak di level titik tengah sasaran pada tahun depan, ia memandang bukan tak mungkin ini terjadi. 

JOsua memperkriakan, pergerakan rupiah pada tahun depan akan berada di kisaran Rp 15.000 per Rp 15.500 per dolar AS. 

Ini seiring dengan optimisme gejolak pasar yang mulai mereda pada tahun 2023, dolar AS yang mulai melemah, serta berbagai upaya yang dilakukan BI untuk menjangkar pergerakan rupiah agar tak melemah lebih dalam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×