Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berupaya menjaga nilai tukar rupiah pada tahun 2023 untuk setidaknya bergerak di titik tengah sasaran, yaitu di level Rp 15.070 per dolar Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, upaya ini sangat menguras tenaga BI. Butuh upaya ekstra dan bahkan harus merogoh kocek BI lebih dalam lagi. Tentu, ini akan berpengaruh pada anggaran BI.
Sehubungan dengan ini, Perry mengajukan Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) 2023 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Diperkirakan, anggaran BI tahun depan mencatat defisit Rp 19,99 triliun yang utamanya berasal dari defisit anggaran kebijakan sebesar Rp 33,15 triliun.
Baca Juga: Simpanan Valas di Perbankan Langka, Ini Penjelasan BI
Anggaran kebijakan inilah yang digunakan BI untuk melakukan stabilisasi, termasuk nilai tukar rupiah.
“Di anggaran kebijakan, langkah-langkah kami untuk stabilitas kenaikan suku bunga acuan, maupun langkah-langkah stabilisasi nilai tukar,” terang Perry di hadapan Komisi XI DPR RI, awal pekan ini.
Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengungkapkan, meski anggaran BI diperkirakan defisit, ini tak akan mengganggu langkah BI untuk menjaga stabilitas rupiah pada tahun depan. Meski, masih tinggi ketidakpastian global.
Fikri memandang, masih ada upaya yang bisa dilakukan oleh BI yang tidak harus mengambil dana dari anggaran BI.
Seperti upaya meningkatkan devisa hasil ekspor (DHE) yang masuk untuk tinggal lebih lama di dalam negeri, menyesuaikan suku bunga deposito valuta asing, mengurangi ketergantungan dengan dolar AS lewat transaksi local currency transaction (LCT), serta mendorong komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan pasar pada Rupiah.
Baca Juga: Strategi Indonesia Hadapi Pertandingan Kurs Mata Uang Asing
“Jadi, komunikasi dengan investor global ini cukup penting. Karena fundamental ekonomi Indonesia yang baik saat ini, sangat sayang kalau tidak dikomunikasikan dan membuat Rupiah masih melemah,” tutur Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (24/11).
Terkait target BI membawa rupiah ke titik tengah sasaran, Fikri tak seoptimistis BI. Menurut Fikri, ketidakpastian yang tinggi masih akan membawa rupiah bergerak di level Rp 15.400 hingga Rp 15.600 per dolar AS pada akhir tahun 2023.
Terlebih, pada awal tahun 2023 masih ada tekanan cukup besar terhadap pergerakan Rupiah, mengingat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan getol menaikkan suku bunga acuan, selain itu ada faktor musiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News