kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga pertumbuhan ekonomi, BKPM yakin FDI di kuartal I sebesar Rp 250 triliun


Senin, 24 Februari 2020 / 16:38 WIB
Jaga pertumbuhan ekonomi, BKPM yakin FDI di kuartal I sebesar Rp 250 triliun
ILUSTRASI. Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Pho. KONTAN/Achmad Fauzie/29/01/2015


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai sumber terbesar kedua pertumbuhan ekonomi, foregn direct investment (FDI) atau investasi asing langsung diyakini bisa menambal sentimen perlambatan ekonomi dalam negeri di kuartal I-2020. Sebelumnya Bank Indonesia memprediksi akibat virus korona pertumbuhan ekonomi di level 4,9% di bawah prediksi awal sebesar 5,1%-5,5%. 

Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menargetkan sampai dengan akhir tahun realisasi investasi bisa moncer hingga Rp 886 triliun. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman memaparkan angka tersebut cukup realistis bila melihat iklim investasi dalam negeri yang membaik.

Baca Juga: DPI masih dibahas, Kepala BKPM ingin UMKM tertutup untuk investasi asing

Kabar baiknya, Ikmal bilang bahwa pada kuartal I-2019 kemungkinan realisasi investasi dalam negeri bisa mencapai Rp 250 triliun, angka itu termasuk kalkulasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). “Saat ini sudah sampai segitu (Rp 200 triliun) lah lagi diperhitungkan angka pastinya dari unit pengendalian pelaksanaan,” kata Lukmandi Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/2).

Ikmal menyampaikan strategi BKPM untuk merealisasikan investasi adalah dengan melakukan pendekatan intensif langsung ke investor atau jemput bola. Upaya ini diyakini efektif jika melihat realisasi investasi akhir tahun lalu yang ditanamkan oleh PT Lotte Chemical US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 59 triliun jika menggunakan kurs rupiah Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Nah, di kuartal I-2019 ini salah satu stimulus investasi langsung melalui PT Nestle Indonesia dengan komitmen investasi sebesar Rp 10 triliun. Kemudian pada 10 Maret 2020 nanti lebih dari 100 pengusaha asal Belanda akan ke Indonesia untuk membahas komitmen investasi.

Adapun sektor usaha yang bakal dikeker oleh investor Belanda antara lain industri makanan dan minuman, energi, dan bidang riset. Jumlah ini bisa bertambah sebab saat ini BKPM dan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia sedang merancang draf MoU.

Baca Juga: DAK untuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) diberikan sesuai beban kerja

Di sisi lain, Lukman bilang, BKPM akan menjemput bola investor atas daftar investasi yang mangkrat di mana tercatat sebesar Rp 708 triliun. Pendekatan yang dilakukan adalah mendiskusikan sejauh mana masalah yang dihadapi investor. Sebab, setiap investasi memiliki strategi penyelesaiannya masing-masing.

“Memang kami fokus yang besar tapi yang menengah juga tetap dijalankan karena ini akan menjadi semacam benchmarking untuk investasi yang lain,” kata Lukman.

Di sisi lain, upaya jemput bola ini adalah cara cepat yang bisa dilakukan BKPM untuk merealisasikan target. Sebab, masalah perizinan di daerah yang menjadi masalah utama investasi, masih menunggu Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan.

Lukman menegaskan realisasi investasi langsung di tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu, karena iklim investasi sudah membaik pasca pemilu. Karenanya, outlook kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan sudah jelas. Jadi investor sudah tahu sektor investasi mana yang menggiurkan untuk dibidik. 

Baca Juga: Jokowi: Target pertumbuhan ekonomi 5,3% masih masuk akal

Dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan Berusaha yang mensinergikan izin di Kementerian/Lembaga (K/L) menjadi satu pintu lewat online single submission (OSS) di bawah BKPM sangat membantu gairah investor.

“Nah ini kan pemberian ini memberikan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi karena kemudahan perizinan. Sebelumnya kan beda izinnya,” kata dia.

Untuk jangka menengah-panjang setidaknya akhir tahun ini dan awal tahun depan, BKPM bakal mengandalkan implementasi dari RUU Omnibus Law cipta kerja. Gambaran BKPM, selain investasi makin bergairah, ada multi player effect dari beleid sapu jagat tersebut.

Baca Juga: Jokowi janji beri dana alokasi khusus ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

“Yang dari investasi ini nantinya akan memberikan pendapatan kepada negara akan memberikan kesempatan kerja, mereka ada pendapatan, nanti dibuat konsumsi jadi nanti dia berputar terus,” kata Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×