Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus Corona masih membayangi perekonomian global, termasuk pasar keuangan Indonesia. Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa BI telah melakukan upaya dalam rangka menstabilkan pasar keuangan.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, salah satu hal yang telah dilakukan BI dalam menjaga stabilitas pasar adalah dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp 78 triliun dari merebaknya wabah di akhir Januari hingga Kamis (27/2).
Baca Juga: Karena virus corona, arus modal asing kabur Rp 30,8 triliun dalam sebulan terakhir
"Sehingga bila secara keseluruhan, kami telah membeli Rp 100 triliun dari awal tahun ini," jelas Perry saat ditemui di Bank Indonesia, Jumat (28/2).
Selain itu, Perry menyebut bahwa yield SBN tenor 10 tahun naik 6,95% pada hari ini. Sebelumnya, ini sempat menurun menjadi 6,56%. Meski sempat menurun, Perry mengatakan bahwa penuruannya tidak sedalam negara-negara lain.
Baca Juga: Level CDS naik 32% masih karena virus corona
Selain pembelian SBN, BI juga melakukan intervensi di aspek lain, yaitu aspek spot dengan cara menjual valuta asing (valas) untuk mengendalikan pelemahan nilai tukar rupiah. Apalagi, rupiah terus melemah dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: Tren pelemahan rupiah diperkirakan akan kembali berlanjut pada pekan depan
Menurut Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah dibuka di level Rp 13.863 pada Senin (24/2), lalu melemah menjadi Rp 13.893 pada Selasa (25/2), kembali melemah menjadi Rp 13.966 pada Rabu (26/2), bahkan menembus Rp 14.018 pada Kamis (27/2), dan pada hari ini (28/2) rupiah ditutup di level Rp 14.234.
Selain itu, intervensi yang dilakukan untuk menstabilkan nilai tuakr rupiah dilakuan dengan Domestic Non Delivery Forward (DNDF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News