kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Jaga Daya Beli Masyarakat, Jelang Ramadan Pemerintah Kawal Ketat Inflasi


Senin, 03 Februari 2025 / 18:00 WIB
Jaga Daya Beli Masyarakat, Jelang Ramadan Pemerintah Kawal Ketat Inflasi
ILUSTRASI. Warga memilih cabai di Warung Inflasi, Kota Serang, Banten, Jumat (17/1/2025). Pemerintah berupaya mengendalikan harga cabai yang sampai saat ini masih tinggi dengan menggelar gerakan pangan murah, menyediakan cabai dengan harga terjangkau guna menjaga daya beli masyarakat. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menjaga inflasi agar tetap terkendali untuk mendukung daya beli masyarakat. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi pada interval sasaran dengan dukungan koordinasi pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

“Pemerintah secara konsisten melakukan kebijakan untuk menjaga terkendalinya inflasi pangan, termasuk meningkatkan produksi dan memperkuat cadangan pangan guna mencapai ketahanan pangan,” tutur Febrio dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2).

Baca Juga: Harga Cabai Makin Pedas, Jadi Penyumbang Inflasi Utama Januari 2025

Febrio bilang, antisipasi ini juga dilakukan dalam mempersiapkan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri, sehingga pemerintah akan terus memitigasi risiko gejolak yang mungkin terjadi.

Adapun secara tahunan, inflasi pada Januari 2025 tercatat turun menjadi 0,76% year on year (yoy), dari Desember 2024 sebesar 1,57% yoy. Secara bulan ke bulan, terjadi deflasi sebesar 0,76% month to month (mtm).

Deflasi ini terjadi terutama didorong oleh program diskon tarif listrik di tengah kenaikan harga beberapa komoditas pangan akibat musim hujan.

Febrio menjelaskan, kebijakan program diskon tarif listrik sebesar 50% kepada sebagian besar pengguna merupakan bagian dari program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas ekonomi.

“Kebijakan ini berdampak positif bagi perekonomian sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga,” lanjut Febrio.

Baca Juga: Indef: Indikasi Deflasi Januari 2025 Mencerminkan Lemahnya Daya Beli

Berdasarkan komponen, tren penguatan inflasi inti terus berlanjut mencapai 2,36% yoy. Kondisi tersebut lanjutnya, mencerminkan permintaan yang masih tumbuh.

Beberapa kelompok yang meningkat, antara lain, pakaian dan alas kaki, pendidikan, peralatan rumah tangga, perawatan pribadi, dan jasa lainnya.

Selain itu, musim hujan yang masih berlangsung juga mendorong naiknya beberapa harga pangan sehingga menyebabkan peningkatan inflasi harga bergejolak mencapai 3,07% yoy. Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain produk unggas, cabai rawit, dan ikan segar.

Di sisi lain, komponen harga diatur pemerintah tercatat mengalami deflasi 6,41% didorong oleh program diskon tarif listrik.

“Normalisasi tarif transportasi pasca libur Nataru, seperti tarif kereta api dan angkutan udara, juga berdampak pada menurunnya inflasi kelompok jasa angkutan penumpang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×