Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai 5,05% year on year (YoY). Meskipun angka ini menunjukkan pertumbuhan, terdapat penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,11% YoY.
Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Chandra Wahjudi, menyatakan bahwa pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada level 5% tahun ini.
"Selain belanja pemerintah yang harus tepat sasaran, kami berharap daya beli masyarakat tetap terjaga agar tetap tinggi," ungkap Chandra kepada KONTAN, Senin (5/8).
Menurut Chandra, deflasi yang terjadi beberapa bulan terakhir menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan stabilisasi harga bahan pokok agar masyarakat memiliki ruang untuk melakukan belanja.
Baca Juga: Apindo Minta Aturan Perizinan Gedung Tak Memberatkan Pelaku Usaha
"Insentif fiskal juga perlu diberikan kepada pekerja formal, misalnya dengan memberikan keringanan pajak penghasilan," tambahnya.
Chandra juga menekankan pentingnya peningkatan ekspor dan realisasi foreign direct investment (FDI) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Semua ini perlu didukung oleh kebijakan yang tepat dan tidak kontra-produktif," imbuhnya.
Lebih lanjut, Chandra mengingatkan bahwa sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja perlu didukung agar tetap dapat melakukan ekspansi.
Dukungan tersebut bisa berupa akses pinjaman modal dengan bunga rendah atau insentif fiskal lainnya untuk sektor industri.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap stabil dan mendukung kesejahteraan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News