kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi Isu DEWG G20, Menkominfo Paparkan Tata Kelola dan Penanganan Kejahatan Siber


Kamis, 26 Mei 2022 / 11:29 WIB
Jadi Isu DEWG G20, Menkominfo Paparkan Tata Kelola dan Penanganan Kejahatan Siber
ILUSTRASI. Kominfo telah menggelar rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menggelar rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.

Salah satu isu prioritas yang diangkat dalam forum DEWG yakni cross border data flow and free flow with trust.

Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, dalam isu prioritas tersebut, tata kelola dan manajemen untuk mengatasi kejahatan siber atau cyber crime atau kejahatan siber menjadi substansi pembahasan yang sangat penting.

"Karenanya juga salah satu isu prioritas dari DEWG G20 adalah Cross Border Data Flow and Free Flow with Trust sebagai isu ketiga, disamping isu Connectivity and Post-Covid Recovery serta Digital Literacy and Digital Talent,” ujar Johnny usai menghadiri Kongres World Economic Forum di Davos, Swiss, Rabu (25/5).

Menurut Johnny, dalam isu prioritas ketiga DEWG itu, salah satu aspek yang diangkat adalah perlindungan data. “Perlindungan data ini kan sangat luas, tidak hanya data pribadi. Ada data geospasial atau data-data strategis, jadi tata kelola data yang memadai,” jelas dia.

Baca Juga: Kominfo Luncurkan Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 Bagi UMKM

Melalui Kongres WEF, Delegasi Indonesia juga membahas update teknologi dalam rangka pencegahan terhadap cyber crime. Menkominfo menegaskan bahwa persoalan cyber crime di Indonesia juga sangat luas.

“(Maka diperlukan) cyber security khususnya teknology cyber security untuk menjaga ruang digital kita agar tetap bersih. Kita tahu, di Indonesia banyak sekali ilegal fintech, kebocoran-kebocoran data, hingga hoaks,” kata Johnny.

Selain tata kelola dan manajemen dalam mengatasi cyber security, Johnny menegaskan, Indonesia harus mempunyai talenta digital yang memadai sehingga diharapakan dapat menangani ekosistem teknologi secara lebih tepat.

"Teknologi dan talenta digital ini perlu kita adopsi untuk memastikan agar ruang digital kita bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia,” ujar Johnny.

Menurut Johnny, Kementerian Kominfo akan terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai mitra perusahan teknologi global. Salah satunya seperti Cisco yang mempunyai pilihan teknologi canggih.

Cisco tentu mempunyai teknologinya dan bersama-sama pemerintah akan merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat. "Jangan sampai nanti ruang digital kita itu kotor. Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia,” imbuhnya.

Dalam Kongres WEF di Davos, Johnny didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Anang Latif.

Baca Juga: Perkuat Keamanan Siber Indonesia, Kominfo Gandeng Perusahaan Teknologi AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×