Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iwan Bogananta lewat PT Dua Artha Mas (DAM) siap mengakusisi PT Perindustrian Njoja Meneer (Nyonya Meneer). Bahkan, saat ini pihaknya mengaku telah melakukan valuasi atas merek-merek jamu yang telah berdiri sejak 1919 itu sejak dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.
Kepada Kontan.co.id, Iwan mengatakan, siap untuk menanggung seluruh tagihan yang diemban Nyonya Meneer selama ini. "Yang pasti penyelesaiannya tidak langsung, akan secara bertahap dan paralel," ungkapnya, Selasa (10/10)
Bahkan pihaknya telah menyediakan PT DAM yang merupakan perusahaan kosong untuk nantinya digunakan sebagai operasional Nyonya Meneer yang baru. Rencananya, dirinya akan membuat inovasi-inovasi terhadap merek jamu perusahaan sebagai langkah kedepannya.
Bahkan dirinya telah bertemu langsung dengan Presdir Nyonya Meneer Charles Saerang untuk berdiskusi soal ini. Ia juga bilang untuk masalah tagihan akan berkoordinasi dengan Charles selaku pihak yang mengetahui betul perusahaan.
"Tapi yang pasti intinya, saya saat ini mau selamatkan dulu Nyonya Meneer dan tidak belum berfikir ambil untung," tambah Iwan. Namun sayangnya, ia belum mau membeberkan berapa dana yang disiapkan untuk mengakusisi perusahaan.
Alasannya, ia menunggu tawaran dari kurator kepailitan terkait harga merek Nyonya Meneer yang saat ini masih dalam proses perpanjangan. Namun yang pasti, setidaknya mantan Direksi PT Sekawan Intipratama Tbk itu harus mengeluarkan kocek yang tak sedikit.
Selain total tagihan para kreditur yang mencapai Rp 200 miliar, Iwan juga perlu mengeluarkan dana untuk pembelian 72 merek. Tak hanya itu untuk jangka panjang, Iwan perlu membangun pabrik dan membeli mesin-mesin jamu untuk berproduksi.
Sebab saat ini pabrik dan mesin telah laku dalam lelang yang dilakukan Bank Papua. Dalam proses akusisi ini, Iwan pun mengklaim telah berbicara dengan tim kurator untuk langkah selanjutnya.
Adapun berdasarkan pengakuannya, minatnya sebagai investor Nyonya Meneer telah diperhitungkan sejak lima bulan lalu. Sejak saat itu pun pihaknya melakukan uji tuntas dan saat ini sudah selesai.
Namun dihubungi secara terpisah,salah satu kurator Nyonya Meneer Ade Liansyah bilang belum pernah bertemu dengan Iwan. Namun begitu menurut Ade, bagi siapa pun pihak yang berminat terhadap Nyonya Meneer dapat langsung berkomunikasi dengan tim kurator.
Sebab, berdasarkan hukum kepailitan, kurator lah yang saat ini berwenang atas nama perusahaan. Dalam kata lain, direksi perusahaan sudah tidak memiliki kewenangan atas aset-aset perusahaan pasca dinyatakan pailit. "Kalau berminat ya datengnya ke kurator bukan ke pak Charles," tambahnya.
Kendati demikian, Ade bilang, masih ada peluang bagi investor untuk masuk ke perusahaan, meski fixed asset berupa pabrik sudah dieksekusi oleh Bank Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News