kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Istana menepis tudingan peresmian proyek infrastruktur berkaitan dengan tahun politik


Selasa, 27 November 2018 / 20:51 WIB
Istana menepis tudingan peresmian proyek infrastruktur berkaitan dengan tahun politik
ILUSTRASI. Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pihak istana membantah jika ada unsur kesengajaan bahwa mayoritas proyek besar infrastruktur dikejar menjelang Pemilu 2019. Hal itu mengingat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali mencalonkan diri sebagai Calon Presiden di tahun depan.

Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengatakan, peresmian yang bertepatan dengan Pemilu itu hanya merupakan proses saja. Tidak ada rencana peresmian di tahun politik," katanya lewat pesan singkat kepada Kontan.co.id, Selasa (27/11).

Sebab, pembangunan infrastruktur di pemerintahan Jokowi ini memang dikejar sejak empat tahun lalu. "Kan perlu waktu, nah ada beberapa proyek itu yang baru selesai pembangunannya tahun 2018 dan 2019," tambah Johan.

Hal yang sama juga dikatakan Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika yang menyampaikan, Presiden sudah sering meresmikan Infrastruktur sebelum menjelang tahun politik.

"Presiden kan sdh sering meresmikan infrastruktur sejak 2016 bandara, jalan tol, waduk, listrik, dan lain-lain. Kalau memang sudah jadi, ya diresmikan," tegas Erani.

Adapun sebelumnya Presiden Jokowi sudah mulai blak-blakan jika peresmian beberapa proyek infrastruktur memang menyiratkan kepentingan politik. Di depan para CEO di acara Kompas100 CEO Forum, Presiden merinci proyek infrastruktur yang sudah siap diresmikan pada awal bulan depan dan tahun depan.

Proyek di bulan Desember 2018 yang selesai itu adalah, Tol Jakarta-Surabaya yang sudah mulai tersambung. Sementara tol Merak- Banyuwangi akan selesai akhir 2019.

Kemudian, Tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar yang sepanjang 148 km juga akan diresmikan Desember ini. Lalu untuk Bakauheni-Palembang sepanjang 350km diusahakan April 2019 selesai.

"Insya Allah nanti saya tanya ke kontraktornya katanya Juni. Saya tawar mbok April. Mbok agak maju sedikit ke April biar ada manfaatnya," ucap Presiden di acara Kompas 100 CEO Forum, Selasa (27/11). April dipilih agar bisa dimanfaatkan pada Lebaran tahun depan.

Tapi selanjutnya Presiden bilang, selain menyambut Lebaran, pertimbangan April juga untuk menyambut Pemilu di tahun depan yang bertepatan pada bulan yang sama. "

Tapi ya termasuk untuk Pemilu itu juga, udah kita blak-blakan saja. Orang sudah mau selesai kok harus kita resmikan kalau tidak ya harus mundur," tukas Presiden di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia.

Kemudian proyek lain yang selesai di akhir tahun ini ada Pelabuhan Kuala Tanjung selesai di Sumatera Utara. Serta Makassar New Port ditargetkan selesai Januari 2019 selesai. Tak ketinggalan, runway ketiga di bandara Soekarno Hatta yang sedikit mundur selesainya di pertengahan 2019.

Hal itu karena dikarenakan pembebas lahan yang sedikit terhambat. Proyek runway ini dikejar, mengingat traffic penerbangan di Soekarno Hatta yang sangat padat.

"Kita rasakan mau naik pesawat saja tunggu 30 menit. Turun juga muter-muter di atas karena telat bangun runway ketiga" tutur Presiden. Hal itu pun mempengaruhi permintaan slot penerbangan ke Indonesia terlambat.

Padahal, permintaan dari India, China, Thailand untuk terbang langsung ke Jakarta tidak bisa karena slotnya penuh. Melihat banyaknya proyek yang selesai di 2019 dan menjelang Pemilu, Presiden mengaku heran.

"Saya juga heran kenapa semuanya selesai menjelang Pemilu?," ucap dia. Tapi memang, lanjut Jokowi, selama empat tahun terakhir ini pemerintah terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Tak hanya berpusat di Jawa saja, tapi juga di seluruh kawasan Tanah Air.

Dongkrak suara Pemilu

Sementara itu pengamat politik mengatakan, hal tersebut merupakan bentuk keberhasilan dari calon petahana. "Dan itu keuntungannya, calon petahana akan menjelaskan keberhasilannya nanti, dan itu sah-sah saja," katanya kepada Kontan.co.id.

"Kalau mereka politisi yang memang kerjanya bersifat politis dan bisa mencari momentum yang pas, sah-sah saja," lanjut Pangi. Justru, ia berpendapat, agak aneh jika politisi yang malu-malu mengakui keberhasilannya.

"Kalau mereka ingin terpilih, mereka harusnya jujur saja dan itu yang dilakukan Jokowi, ngga ada yg salah," tambah dia. Pun dengan hal itu ia meyakini akan berpengaruh terhadap suara di Pemilu nanti.

"Dengan melihat hasil kerjanya, orang yang tidak memilih Jokowi akan milih Jokowi, orang yang masih ragu akan lebih mantap memilih Jokowi," katanya. Serta, dengan melihat keadaan seperti ini justru akan membuat kubu penantang akan lebih berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×