kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Investor Jepang pikir ulang investasi Cilamaya


Rabu, 08 April 2015 / 15:44 WIB
Investor Jepang pikir ulang investasi Cilamaya
ILUSTRASI. ESQA


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk memindahkan lokasi pembangunan pelabuhan dari Cilamaya mulai memberikan dampak kepada minat investor Jepang untuk mengerjakan proyek tersebut. Yusron Ihza Mahendra, Duta Besar Indonesia untuk Jepang mengatakan, keputusan pemerintah tersebut telah membuat investor Jepang berpikir ulang untuk ikut mengerjakan proyek tersebut.

"Mereka bilang akan pelajari kembali, terutama berkaitan dengan lokasinya di mana," kata Yusron usai mendampingin pengusaha Jepang bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (8/4).

Pemerintah pekan kemarin akhirnya memutuskan untuk menggeser lokasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya. Keputusan ini kata Indroyono Soesilo, Menteri Koordinator Kemaritiman diambil setelah pemerintah memantau secara langsung lokasi rencana pembangunan pelabuhan tersebut.

Indro mengatakan, dari pantauan udara yang dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Perekonomian, Sofjan Djalil, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Adrinof Chaniago, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, Dirut Pertamina, Dwi Sutjipto, dan dirinya pemerintah menyimpulkan bahwa lokasi yang direncanakan untuk membangun Pelabuhan Cilamaya tidak aman. Kondisi ini disebabkan oleh banyaknya anjungan minyak PT Pertamina yang ada di daerah tersebut.

"Ada sekitar 80 anjungan, kalau nanti kesenggol kapal bahaya, ngeri," kata Indro Kamis (2/4) lalu.

Indro mengatakan, rencananya pembangunan pelabuhan akan diteruskan di tempat baru. Rencananya, untuk menentukan tempat baru tersebut, pemerintah akan membuat studi kelayakan baru yang dipimpin oleh Bappenas.

Indro berharap, studi kelayakan baru tersebut cepat selesai dan pembangunan pelabuhan penyangga Jakarta bisa segera dimulai. "Intinya gesernya ke arah timur, ada ruang gerak kapal 10 kilometer, 5 kilometer ke barat aman dan 5 kilometer ke timur aman," katanya.

Yusron mengatakan, tidak tahu apakah pergeseran nantinya mengurangi minat investor Jepang untuk mengerjakan proyek tersebut atau tidak. "Saya tidak tahu apakah mereka masih minat atau tidak, mereka hanya bilang mau memperlajari dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×