kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi ke Batam Makin Meredup


Rabu, 17 Juli 2013 / 08:04 WIB
ILUSTRASI. Senin (14/2) ada tambahan 36.501 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 4.844.279 kasus positif Corona.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

JAKARTA. Walaupun sudah menyandang status kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ), ternyata investasi ke Batam terus menurun. Penanaman Modal Asing (PMA) di kawasan itu pada semester I 2013 hanya US$ 77,28 juta atau turun 31,22% ketimbang periode yang sama tahun 2012 yang sebesar US$ 112,27 juta. Perlambatan ini salah satunya akibat terus berlanjutnya krisis global.

Perincian dana investor asing pada tahun ini terbagi pada kuartal I 2013 mencapai US$ 29,53 juta. Lalu, kuartal II, yakni April US$ 12,25 juta, Mei US$ 22,40 juta dan Juni sebesar US$ 13,10 juta.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam, Dwi Djoko Wiwoho menjelaskan, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan penurunan itu. Soalnya, berdasarkan jumlah perusahaan yang mengajukan perizinan investasi makin besar.

"Tahun ini ada 51 perusahaan asing, lebih banyak yang belum realisasi setahun lalu sekitar 44 usaha," ujar Djoko, panggilan akrabnya, Selasa (16/7). Nah, dari 51 PMA tersebut, Batam memberi waktu tiga tahun kepada mereka untuk merealisasikan investasi.

Mayoritas calon investor tersebut tertarik di sektor perkapalan, penunjang minyak dan gas, jasa perdagangan, konstruksi, industri bio ethanol dan bio energi, industri pengolahan minyak pelumas, dan pembangkit listrik.

Selain investasi baru, ada beberapa perusahaan yang juga berniat melakukan perluasan. "Total perluasan PMA sebesar US$ 88,52 juta," kata Djoko. Permintaan perluasan itu terbagi pada Januari sebesar US$ 400.000, Februari US$ 73,40 juta, Maret US$ 11,12 juta dan Juni US$ 3,60 juta.

Negara yang paling besar menanamkan modalnya ke Batam adalah Singapura dan Malaysia. Kemudian disusul oleh Australia, Rusia, Turki, Inggris, Amerika Serikat, China, Belanda, Jepang, India dan Kanada. Catatan saja, investasi kumulatif di Batam sejak tahun 1971 sampai Juni 2013 mencapai 1.688 PMA dengan nilai US$ 6,64 miliar.

Djoko juga menyebut kegiatan bisnis di Batam juga semakin ramai. Terlihat dari pertumbuhan Angka Pengenal Importir (API), baik Umum (API-U) maupun Produsen (API-P) yang banyak. Semester I ini telah terbit kartu untuk 212 perusahaan API-U dan 258 Perusahaan API-P. Total sejak September 2011, ada 609 API-U dan 784 API-P.

Kini Batam terus berupaya berbenah untuk menarik lebih banyak investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×