Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah ekonom menilai pemerintah perlu memperkuat fondasi iklim investasi agar pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik dapat meningkat secara berkelanjutan, tidak hanya bergantung pada dorongan fiskal jangka pendek.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita mengatakan bahwa pada akhir tahun pemerintah memang kerap mengandalkan stimulus fiskal, baik lewat belanja APBN maupun insentif konsumsi, karena efeknya cepat terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun, ia menilai langkah tersebut perlu diimbangi dengan strategi struktural untuk memperkuat kontribusi investasi terhadap pertumbuhan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Capai 5,04%, Ekonom Sebut Ditopang Konsumsi
"Agar kontribusi investasi, khususnya PMTB bisa terus meningkat secara struktural kepada pertumbuhan, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan pemerintah," ujar Purbaya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/11).
Ia menekankan pentingnya konsistensi implementasi sistem perizinan terintegrasi Online Single Submission (OSS) serta percepatan reformasi perizinan di daerah.
Selain itu, Ronny mendorong penguatan infrastruktur pendukung dan insentif bagi sektor produktif, terutama yang berorientasi ekspor dan substitusi impor, agar dampaknya lebih besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Investasi akan tumbuh kalau biaya logistik, energi, dan lahan makin kompetitif," katanya.
Ia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas belanja pemerintah agar menciptakan efek pengganda terhadap investasi swasta, misalnya melalui proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), hilirisasi, atau ekonomi hijau.
"Dengan langkah-langkah seperti itu, menurut saya, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa meningkat secara berkelanjutan, bukan hanya bergantung pada dorongan fiskal jangka pendek," imbuhnya.
Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai kebijakan fiskal memang wajar menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada 2025, terutama karena besarnya belanja pemerintah yang telah dianggarkan.
Baca Juga: Investasi Fisik Jadi Penahan Laju Ekonomi pada Kuartal III-2025
"Tidak menjadi masalah jika kebijakan fiskal ataupun belanja pemerintah dijadikan sebagai salah satu penopang untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi terutama dalam jangka pendek di 2025 ini," kata Yusuf.
Ia menekankan dalam jangka panjang, kontribusi PMTB harus terus ditingkatkan agar bisa stabil di kisaran 5%–6%.
Ia menegaskan, pemerintah perlu menjaga ekosistem investasi agar lebih menarik bagi investor, tidak hanya di kota besar tetapi juga di daerah-daerah yang lebih kecil.
Yusuf juga menyoroti pentingnya konsistensi kebijakan, agar regulasi yang diterbitkan pemerintah memiliki horizon waktu panjang dan tidak mudah berubah.
"Karena ini ikut menentukan penilaian investor ketika ingin investasi, sebisa mungkin mereka menghindari ketidakpastian yang sangat tinggi," katanya.
Menurutnya, ketidakpastian yang sangat tinggi juga bisa terjadi oleh regulasi yang bisa berubah-ubah dalam periode waktu yang singkat.
Oleh karena itu, Yusuf menekankan bahwa ketika pemerintah mengeluarkan regulasi harus disusun secara matang terlebih dahulu.
Selanjutnya: Danone Indonesia Buka MT STAR 2026: Karier Global untuk Talenta Muda
Menarik Dibaca: Skin Rash Cream GENTLY Baby Terbukti Efektif Lindungi Si Kecil dari Ruam Popok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













