Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Khomarul Hidayat
Ada lima saran yang dicuit Chatib atas perubahan stimulus untuk menangkal efek lanjut corona. Yakni pertama, pemerintah perlu mengamankan rantai pasok produk di perkotaan lebih dulu ketimbang pedesaan karena wilayah perkotaan sangat mungkin akan mengalami efek lebih besar ketimbang desa.
Kepadatan penduduk dan intensitas interaksi. Industri juga ada diperkotaan dan juga kebutuhan pasokan makanan lebih tinggi di kota. “Karena itu kota mungkin menjadi prioritas,” ujar Chatib.
Kedua, karena aktivitas ekonomi terganggu akibat berkurangnya interaksi, pemerintah lebih baik mengalokasikan fiskalnya untuk program kesehatan: misalnya memastikan bila penderita corona/ COVID-19 menjadi masif, cukup rumah sakit.
Baca Juga: Ini sektor industri yang paling terdampak virus corona versi Moody's
Selain itu, cukup dokter, cukup obat, cukup asuransi bagi penderita. Sehingga negara bisa menanggung. Setelah kondisi bisa diatasi, dan aktifitas menjadi normal, dimana interaksi terjadi, baru melakukan demand management lagi melalui fiskal.
Ketiga, untuk memastikan bahwa kelompok menengah bawah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mungkin karena terganggunya aktifitas ekonomi, program seperti PKH, BNPT, BLT, Pra Kerja menjadi penting
Empat, mengingat besarnya kebutuhan dana ini, maka pemerintah perlu melakukan relokasi untuk belaja yang kurang penting, atau bukan prioritas, selain tentunya menaikan defisit anggaran lebih tinggi.
Kelima, memberikan jaminan rantai pasok bahan pangan agar tidak menyusut dan menimbulkan kepanikan di masyarakat. Tujuannya, untuk menghindari kenaikan harga dan inflasi di tengah penyebaran virus. “Setelah situasi kembali normal, barulah standard counter cyclical fiscal monetary untuk mendorong aggregate demand bisa dijalankan dan efektif,” ujar dia lagi.
Baca Juga: Bulog pastikan harga beras stabil di tengah wabah virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News