kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang harus dilakukan jika tubuh mengalami reaksi pasca divaksin Covid-19


Rabu, 30 Juni 2021 / 08:08 WIB
Ini yang harus dilakukan jika tubuh mengalami reaksi pasca divaksin Covid-19
ILUSTRASI. Keberlanjutan program vaksinasi ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus digenjot. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mulai memberikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. 

Keberlanjutan program vaksinasi ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. 

Ada banyak manfaat vaksin Covid-19 yang bisa diperoleh masyarakat. Tapi, beberapa orang mungkin masih ragu atau khawatir untuk menerima vaksin Covid-19. 

Apakah Anda termasuk orang yang sedang menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin ini? 

Jika iya, sebaiknya tidak terlalu cemas karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 tidak menimbulkan efek samping serius. 

Baca Juga: Program vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak usia 12-18 tahun diluncurkan

Dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/4/423/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), disampaikan bahwa secara umum, vaksin Covid-19 tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan. 

Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. 

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19, Selasa (29/6): Vaksinasi pertama bertambah 884.876

Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respons imun. Komponen vaksin lainnya, misal bahan pembantu, penstabil, dan pengawet juga dapat memicu reaksi. 

Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi ringan seminimal mungkin, tapi tetap memicu respons imun terbaik. Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin. 

Dalam Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 18 Februari 2021 tersebut, diterangkan bahwa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. 

Beberapa gejala tersebut antara lain: 

1. Reaksi lokal 

Ini termasuk: 

- Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan 

- Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis 

Baca Juga: Tanpa intervensi, puncak kasus Covid-19 diprediksi Juli, kematian bisa 2.000 per hari

2. Reaksi sistemik 

Ini termasuk: 

- Demam 

- Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia) 

- Nyeri sendi (atralgia) 

- Badan lemah 

- Sakit kepala 

3. Reaksi lain 

Ini termasuk: 

- Reaksi alergi misalnya urtikaria (biduran), oedem (pembengkakan) 

- Reaksi anafilaksis Syncope (pingsan) 

Yang harus dilakukan apabila mengalami reaksi setela vaksin 

Dalam dokumen Frequently Asked Question (FAQ) Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kemenkes RI belum lama ini, disarankan bagi masyarakat apabila mengalami kejadian ikutan pascavaksinasi (KIPI) untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh petugas kesehatan di lokasi pemberian vaksin. 

Sesuai prosedur, setelah selesai divaksin, masyarakat akan diberikan kertas berisi informasi kontak yang bisa dihubungi jika mengalami KIPI. 

Baca Juga: Ombudsman tekankan vaksinasi Covid-19 wajib

Selain itu, seluruh masyarakat yang telah mengikuti vaksinasi akan mendapatkan pengawasan dan monitoring oleh petugas kesehatan yang akan menanyakan kondisi harian peserta vaksinasi. 

Untuk pemantauan dan penanggulangan KIPI, Menteri Kesehatan (Menkes) telah membentuk Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI, serta Gubernur sudah membentuk Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI. 

Berdasarkan laporan yang masuk, sebagian besar kasus KIPI yang terjadi adalah KIPI ringan atau koinsiden (tidak berhubungan dengan pemberian imunisasi). 

Yang jelas, apabila terjadi KIPI, baik KIPI ringan maupun KIPI serius, masyarakat harus atau dipersilakan melaporkan kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan layanan vaksinasi atau ke puskesmas terdekat. 

Apa yang bisa dilakukan jika terjadi reaksi ringan lokal setelah mendapatkan vaksin Covid-19? 

Untuk reaksi ringan lokal seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin melakukan dua hal berikut: 

- Kompres dingin pada lokasi suntikan 

- Meminum obat paracetamol sesuai dosis 

Apa yang bisa dilakukan jika terjadi reaksi ringan sistemik setelah mendapatkan vaksin Covid-19? 

Untuk reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin melakukan beberapa upaya berikut: 
- Minum lebih banyak air putih 

- Menggunakan pakaian yang nyaman 

- Kompres atau mandi air hangat 

- Meminum obat paracetamol sesuai dosis 

Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI, di setiap sesi vaksinasi, penerima vaksinasi sesuai prosedur akan dipantau selama 30 menit sebelum bisa meninggalkan lokasi vaksinasi. 

Selain itu, ada pencatatan barcode per vial untuk tiap penerima vaksin, sehingga penelusuran risiko dapat dilakukan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Harus Dilakukan Jika Tubuh Alami Reaksi Setelah Divaksin Covid-19"
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi

Selanjutnya: Kenali efek samping vaksin Covid-19 dan cara mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×