Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
Pengembangan mekanisme nilai ekonomi karbon sebagai insentif bagi pihak swasta dalam mencapai penurunan emisi juga telah dilakukan. "Penerapan budget packing untuk anggaran iklim pada APBN dan menerapkan pajak karbon dalam menangani perubahan iklim," jelasnya.
Indonesia juga disebut berpotensi menjadi global market leaders dalam skema perdagangan karbon dunia. Bahkan diprediksi mampu mengalahkan potensi perdagangan karbon di Peru, Kenya dan Brasil sebagai sesama negara yang memiliki luasan hutan tropis terbesar di dunia.
Pembentukan harga karbon di Indonesia juga relatif bersaing dibandingkan negara pionir perdagangan karbon lainnya di dunia seperti Brasil, Peru dan India.
"Indonesia telah memiliki beberapa proyek percontohan seperti REDD+ dengan skema Results-Based Payment, Green Climate Fund, Forest Carbon Partnership Facilty dan Bio Carbon Fund dengan nilai komitmen sekitar US$ 273,8 juta," pungkas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News