Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi masyarakat dalam jangka pendek diperkirakan akan tetap tumbuh solid meskipun di tengah tren kenaikan inflasi domestik.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, lonjakan inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan, energi dan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11% yang mulai diberlakukan pada April 2021.
Sehingga dalam rangka membatasi penurunan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah akan mendorong penyaluran perlindungan sosial melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain itu juga akan ada Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan yang terakhir adalah pemerintah berencana akan menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng untuk meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah di tengah kenaikan harga minyak goreng.
Baca Juga: Rata-rata Porsi Pendapatan Konsumen yang Digunakan untuk Konsumsi Naik di Maret 2022
“Lebih lanjut bagi masyarakat berpenghasilan menengah, pemerintah juga akan menyalurkan Bantuan Subsidi Gaji (BSU) yang diharapkan dapat menjaga belanja khususnya pada momentum hari raya saat ini ditengah kenaikan harga pangan dan kenaikan tarif PPN,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/4).
Oleh karena itu, Josua memperkirakan optimisme konsumen akan berada dalam zona optimis dengan mempertimbangkan penanganan Covid-19 yang semakin baik sehingga mendorong pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberbagai daerah dan mendorong peningkatan pent up demand/permintaan domestik yang tertahan selama dua tahun terakhir pandemi.
“Oleh sebab itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan berkisar 4%-5% pada kuartal II-2022 ini,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News