Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan menyampaikan lima poin penting mengenai penanganan pandemi Covid-19 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa G20 secara virtual pada malam ini pukul 19.00 WIB, Kamis (26/3).
Pertemuan tersebut akan diikuti oleh seluruh pemimpin negara G20 dan organisasi internasional terkait, termasuk Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sherpa G20 Indonesia. KTT akan dipimpin oleh Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Baca Juga: Kerap perang kata-kata soal corona, AS dan China akan berseberangan dalam KTT G20?
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman, selaku Sherpa G20 Indonesia, sebelumnya telah mengikuti pertemuan virtual G20 Extraordinary Sherpa Meeting yang menjadi pendahuluan untuk membahas konsep "Leaders’ Statement on Covid-19”
"Sherpa G20 Indonesia menyampaikan bahwa Leaders’ Statement harus merekomendasikan langkah-langkah konkret dan dapat dieksekusi untuk penanganan Covid-19. Setiap negara anggota G20 harus berkomitmen untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam penanganan pandemi global,” tutur Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kemenko Perekonomian Hermin Esti Setyowati dalam keterangan resmi, Kamis (26/3).
Terdapat beberapa poin utama yang direkomendasikan menjadi bagian dari Leaders’ Statement. Pertama, meningkatkan proteksi sosial terhadap kelompok rentan, termasuk masyarakat usia lanjut, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta pekerja dengan upah rendah.
Kedua, mendukung dan memastikan keselamatan tenaga medis sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) melalui kemudahan akses terhadap obat-obatan dan alat pelindung diri (APD).
Ketiga, memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan vaksin dan kebutuhan medis lainnya. Dalam hal ini, Indonesia meminta agar setiap negara G20 dapat turut memfasilitasi perdagangan dan mobilitas obat serta kebutuhan medis lainnya, antara lain melalui upaya relaksasi prosedur ekspor-impor.
Keempat, segala bentuk kontribusi finansial yang bersifat global harus tetap merujuk pada kondisi dan prioritas nasional.
"Hal ini mengingat adanya perbedaan kebutuhan dan prioritas dalam negeri dari setiap negara yang terdampak untuk mengerahkan segala sumber daya yang tersedia,” terang Hermin.
Baca Juga: Ibunda meninggal, Jokowi tetap ikuti sidang KTT G20 bahas pandemi corona
Kelima, perlu adanya komitmen para pemimpin dunia dalam menciptakan kolaborasi dan kerjasama yang lebih kuat guna mencegah resesi ekonomi global yang lebih dalam akibat dari keberlanjutan pandemi ini.
Indonesia mendukung usulan Presidensi Arab Saudi memasukkan Jaring Perlindungan Sosial atau Social Safety Net sebagai salah satu upaya melindungi masyarakat miskin dalam menghadapi dampak Covid-19, khususnya di negara-negara berkembang.
"Indonesia juga menyetujui proposal Jepang untuk memasukkan paragraf yang berisi dukungan para pemimpin G20 bagi Pemerintah Jepang yang akan menunda pelaksanaan Olimpiade 2020 sebagai akibat dari merebaknya Covid-19,” tutup Hermin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News