Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia masih menunjukkan tren pertumbuhan yang terjaga pada April 2025.
Berdasarkan data terbaru Bank Indonesia, posisi ULN Indonesia tercatat sebesar US$ 431,5 miliar, tumbuh 8,2% secara tahunan (yoy).
Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2025 yang sebesar 6,4% (yoy), dan sebagian besar bersumber dari sektor publik.
Lima negara tercatat sebagai kreditur terbesar Indonesia, yang menyumbang sebagian besar pembiayaan luar negeri tersebut. Berikut rinciannya:
Baca Juga: World Bank Sarankan Indonesia Tetap Pakai Data Resmi BPS untuk Ukur Kemiskinan
1. Singapura
- Menempati posisi pertama sebagai kreditur terbesar, Singapura mengucurkan ULN sebesar US$ 56,14 miliar per April 2025. Meski sedikit turun dari posisi Desember 2024 (US$ 56,67 miliar) dan 2023 (US$ 56,55 miliar), nilai ini masih mencerminkan dominasi Singapura dalam portofolio ULN Indonesia.
2. Amerika Serikat
- Di posisi kedua, Amerika Serikat tercatat memberikan ULN sebesar US$ 27,66 miliar pada April 2025. Angka ini sedikit menurun dibandingkan Desember 2024 (US$ 27,77 miliar) dan lebih rendah dari tahun 2023 yang sebesar US$ 29,09 miliar.
3. Tiongkok (China)
- Berbeda dengan tren AS, China justru mencatatkan peningkatan ULN signifikan ke Indonesia, mencapai US$ 23,05 miliar pada April 2025, naik dari Desember 2024 (US$ 22,97 miliar) dan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 (US$ 20,97 miliar).
4. Jepang
- ULN dari Jepang juga menunjukkan kestabilan meski mengalami penurunan secara tahunan. Pada April 2025, posisi utang tercatat US$ 21,26 miliar, naik tipis dari Desember 2024 (US$ 21,11 miliar), namun masih lebih rendah dibandingkan 2023 (US$ 23,17 miliar).
5. Hongkong
- Menutup daftar lima besar, Hong Kong mencatat ULN ke Indonesia sebesar US$ 18,70 miliar pada April 2025, sedikit menurun dari Desember 2024 (US$ 18,87 miliar), tetapi meningkat dibandingkan 2023 (US$ 17,72 miliar).
Baca Juga: BI Diproyeksi Mempertahankan Suku Bunga Acuan 5,5% di Juni 2025
Meski terjadi peningkatan nominal ULN, struktur utang Indonesia tetap dalam kondisi sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bahkan menurun menjadi 30,3%, dari sebelumnya 30,6% pada Maret 2025.
Lebih dari itu, 85,1% dari total ULN merupakan utang jangka panjang, yang menunjukkan komitmen pemerintah dan sektor swasta untuk menjaga keberlanjutan pembiayaan.
Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa pelemahan dolar AS terhadap mayoritas mata uang global turut berkontribusi terhadap kenaikan nominal ULN.
Meski demikian, BI dan pemerintah tetap memperkuat koordinasi dalam pemantauan dan pengelolaan ULN secara hati-hati, agar tetap menjadi instrumen yang mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Selanjutnya: KKP Ungkap Rumput Laut Jadi Komoditas Unggulan, Kontribusi 38% Pasokan Global
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 16-19 Juni 2025, Daging Semur-Kecap Bango Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News