kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini keuntungan Indonesia dalam kerangka IE CEPA


Minggu, 16 Desember 2018 / 19:44 WIB
Ini keuntungan Indonesia dalam kerangka IE CEPA
Penandatanganan naskah perjanjian Indonesia - EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia bersama negara Asosiasi Perdagan Bebas Eropa (EFTA) telah menyelesaikan perundingan Perjanjian Kerja sama Ekonomi Komprehensif (IE-CEPA)

Hal itu akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bilang peluang ekspor Indonesia ke EFTA masih terbuka.

"Kurang dari 1% share perdagangan Indonesia ke EFTA dengan total nilai US$ 2,4 miliar tahun 2017," ujar Enggar saat konferensi pers, Minggu (16/12).

Peluang meningkatkan perdagangan tersebut menjadi fokus utamanya. Pasalnya Indonesia juga mendapat keuntungan pembebasan biaya masuk ke negara EFTA.

Empat negara EFTA yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia memberikan pemebebasan tarif 99% dari total nilai impor dari Indonesia. Tidak hanya Indonesia, sebagai bentuk kerja sama negara EFTA juga akan mendapatkan fasilitas pembebasan tarif.

Meski begitu Enggar optimistis tidak akan memberatkan Indonesia. "Ancaman ada karena produk mereka juga zero tarif tapi tidak ada yang khusus dikhawatirkan," terang Enggar.

Barang yang mendapatkan fasilitas pembebasan tarif dari Indonesia merupakan barang pelengkap. Selain perdagangan barang, ada pula pembahasan kerja sama untuk pengembangan kemampuan tenaga kerja.

Indonesia mendorong kerja sama peningkatan kemampuan tenaga kerja dengan EFTA. Nantinya tenaga kerja muda bisa mendapatkan pelatihan di negara EFTA.

Investasi juga menjadi sorotan dalam IE-CEPA. Indonesia membuka peluang investasi dari sektor industri makanan dan minuman seperti cokelat.

Saat ini investasi negara EFTA di Indonesia juga masih rendah sebesar US$ 621 juta. "Negara EFTA punya kemampuan teknologi sehingga investasi yang rendah saat ini menjadi peluang," jelas Enggar.

Setelah hasil perundingan disepakati, akan dilakukan proses ratifikasi yang diharapkan bisa selesai paling cepat semester 1 tahun 2019.

Menunggu hal itu, Enggar akan melakukan sosialisasi untuk memanfaatkan perjanjian tersebut bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×