kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Efek Samping Vaksin Sinovac dan Pfizer pada Anak Usia 6-11, Mengacu Komnas KIPI


Rabu, 26 Januari 2022 / 23:15 WIB
Ini Efek Samping Vaksin Sinovac dan Pfizer pada Anak Usia 6-11, Mengacu Komnas KIPI


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Komnas KIPI menyebutkan, efek samping dari pemberian vaksin Covid-19 buatan Sinovac dan Pfizer pada anak usia 6-11 cenderung ringan.

“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi, tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari, dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Rabu (26/1).

Berdasarkan data Komnas KIPI, laporan efek samping serius berdasarkan kelompok usia, yakni 31-45 tahun sebanyak 122 kasus, 18-30 tahun (97), di atas 59 tahun (77), 46-59 tahun (68), 12-17 tahun (19), dan 6-11 (1). 

Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah, menurut Hindra, itu membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun aman.

Baca Juga: Pfizer dan BioNTech Uji Klinis Vaksin Omicron, Target Meluncur Akhir Maret 2022

Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi Covid-19. Kalaupun ada KIPI, sifatnya cenderung ringan dan mudah diatasi. 

“Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk," ujar Hindra.

"Juga tidak ada laporan yang KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin,” imbuhnya.

Sementara untuk vaksin Pfizer, efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala, dan menggigil.  

Hindra menekankan, berbagai reaksi yang muncul pasca pemberian vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Untuk itu, jika muncul KIPI adalah sesuatu yang wajar.

Baca Juga: Penjelasan Ahli Terkait Keampuhan Vaksin Booster Melawan Omicron

Yang harus jadi perhatian adalah, derajat efek samping dari vaksinasi. Sebab, KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang, ada yang bereaksi ringan hingga berat.

Pada reaksi ringan, Hindra menyarankan, agar anak segera beristirahat pasca vaksinasi. Apabila muncul demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan cukup minum air putih. 

Kalau ada nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan tangan dan kompres dengan air dingin. 

Sementara jika terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan vaksinasi, anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan tes Covid-19. 

Baca Juga: Omicron Semakin Mendominasi, tapi Ingat Delta yang Lebih Mematikan Masih Beredar

Jika keluhan tidak berkurang, bisa menghubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Apabila memang terjadi efek samping serius, maka pasien akan menerima perawatan medis dan seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah. 

Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun bergulir secara bertahap pada 14 Desember 2021. 

Per 23 Januari 2022, dari total sasaran sekitar 26,4 juta anak, sudah 13,7 juta atau 51,9% anak yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan 1,6 juta atau 6,3% anak yang memperoleh dosis lengkap.

"Anak harus divaksinasi agar kekebalan tubuhnya terbentuk, karena proporsi kasus Covid-19 pada anak terus meningkat. Anak juga bisa terkena long Covid, jadi harus kita lindungi agar mereka tetap sehat," ungkap Hindra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×