Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi dalam pembuatan uang kertas, tak serta membuat uang sulit dipalsukan. Sindikat pemalsu uang memiliki banyak cara membuat uang palsu semirip mungkin dengan pecahan uang asli.
Di saat Idul Fitri, perlu kewaspadaan lebih, mengingat peredaran uang kertas akan semakin meningkat, seiring melonjaknya konsumsi masyarakat.
Bank Indonesia (BI) setiap tahun juga selalu menambah uang kertas yang beredar saat menjelang Lebaran.
Baca Juga: Transaksi Dana meningkat pada kebutuhan pokok, tagihan, dan donasi
Dikutip dari Indonesia.go.id, Minggu (24/5), berikut cara mencegah penipuan dengan uang palsu dengan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) atau perbedaan uang asli dan palsu:
1. Dilihat
Perubahan warna benang pengaman pada pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000, perisai logo BI pada pecahan Rp100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000. Menemukan angka berubah warna yang tersembunyi pada pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, dan gambar tersembunyi berupa tulisan BI dan angka.
2. Diraba
Setelah memperhatikan uang dengan saksama, selanjutnya rabalah uang yang Anda curigai. Anda akan merasakan ada bagian uang yang kasar, yaitu pada gambar utama, gambar lambang negara, angka nominal, huruf terbilang, frasa NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, dan tulisan BANK INDONESIA. Tuna netra bisa meraba kode tuna netra (blind code) di sisi kiri dan kanan untuk mengenali nilai nominal dan asli atau tidaknya uang kertas.
3. Diterawang
Setelah memperhatikan dan merabanya, angkatlah uang dan arahkan pada cahaya. Anda bisa menemukan gambar pahlawan, gambar ornamen pada pecahan tertentu, dan logo BI yang akan terlihat utuh.