Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggelar rangkaian acara Klinong-Klinong Numpak Andong BPKH di Jogja National Museum, Kamis (29/2).
Kegiatan ini turut mengajak 100 kusir andong yang tergabung dalam Paguyuban Kusir Andong DIY. Menjadi bentuk kolaborasi dan dukungan BPKH terhadap keberlangsungan andong utamanya di Yogyakarta.
Anggota Bidang Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH Amri Yusuf menuturkan ini menjadi bagian branding kendaraan andong.
Baca Juga: Pelunasan Biaya Haji Tahap 1 Diperpanjang, Cek Cara Pelunasan Biaya Haji 2024
Andong tak hanya menjadi alat transportasi tradisional. Namun, juga salah satu ikon pariwisata di Yogyakarta.
Kegiatan ini juga merupakan perhatian BPKH pada kemajuan adong yang menjadi wujud ekonomi kerakyatan.
"Andong ini harus didukung secara langsung. Kemarin aspek wisata sangat terdampak pada saat pandemi Covid-19. BPKH sudah memberi dukungan pada 2021, sepanjang tahun kita lakukan. 2024 ini mengulang kembali, kami tetap mendukung pariwisata di Yogyakarta," jelas Amri dalam keterangan resminya, Kamis (29/2).
Baca Juga: Kemenag: 172.789 Jemaah Telah Lunasi Biaya Haji
Amri mengatakan, pada kesempatan kali ini BPKH turut memberikan QR Code di sisi belakang andong. Ini menjadi cara BPKH untuk memasifkan edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk mulai menabung haji.
Saat QR Code tersebut di-scan pada gawai, nantinya akan langsung terkoneksi dengan website dan Youtube BPKH. Di sana, akan ada berbagai informasi terkait pengelolaan keuangan haji yang bisa diakses oleh masyarakat.
"Banyak yang belum mengetahui kalau kita nabung haji dananya itu bertumbuh karena diinvestasikan secara syariah. Jamaah haji bisa lihat dananya bisa tumbuh secara real time di Aplikasi BPKH VA . Di mana setiap jamaah akan mendapatkan imbal hasil dari investasi BPKH langsung ke nomor rekening hajinya," ungkapnya.
Baca Juga: 113.243 Jemaah Haji Reguler Sudah Lunasi Biaya Haji 1445 H
Amri menuturkan, kampanye menabung haji ini perlu terus digencarkan. Mengingat masa tunggu di Indonesia rata-rata mencapai 26 tahun.
Bahkan, khusus di DIY telah mencapai hampir 34 tahun. Sementara, jumlah jamaah tunggu di Indonesia mencapai 5,3 juta orang.
Masyarakat yang menabung biaya haji sejak dini, dinilai akan turut mengurangi jumlah jamaah haji dengan usia berisiko tinggi dan menekan angka jamaah haji meninggal dunia.
"Harapannya, banyak usia muda produktif yang menjadi tangan-tangan untuk petugas haji karena jumlah petugas haji dengan jamaah kan jauh, jamaah saja sudah mencapai 240 ribu tahun ini," tuturnya.
Baca Juga: BPKH Usul Aturan Pola Tabungan Haji Terbuka Sepanjang Masa
Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto mengaku, andong dari tahun ke tahun jumlahnya terus menurun. Hal ini lantaran andong berangsur-angsur kalah dengan moda transportasi yang lebih murah. Untuk itu dia mengaku senang dan berterima kasih.
Menurutnya, kolaborasi bersama BPKH berupa branding andong menjadi ikon wisata di Yogyakarta ini menjadikan kusir andong lebih mudah dalam menggaet penumpang.
"Branding ini bisa meningkatkan minat orang naik andong. Sekaligus kami bisa memasarkan haji dan agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui soal keberadaan BPKH. Selalu kita harapkan BPKH dan Paguyuban Kusir Andong DIY agar terus bersinergi," harap Purwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News