Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Relaksasi kebijakan makroprudensial juga ditempuh dengan menyempurnakan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dengan mengikutsertakan komponen pinjaman yang memiliki jangka waktu lebih dari sama dengan satu tahun.
Selanjutnya, BI telah melonggarkan Loan to Value (LTV) untuk kredit properti dan Financing to Value (FTV) untuk pembiayaan properti, serta menambah keringanan rasio LTV dan FTV untuk properti berwawasan lingkungan.
Baca Juga: Bahana Sekuritas: Tak hanya sosok menteri, pasar menanti kebijakan yang diambil
BI juga melonggarkan uang muka untuk kredit dan pembiayaan kendaraan bermotor, serta menambah keringanan uang muka kredit dan pembiayaan kendaraan bermotor berwawasan lingkungan.
“Berbagai kebijakan akomodatif ini akan mendorong ekonomi baik dari sisi pembiayaan oleh perbankan maupun diupayakan juga mampu mendorong permintaan pembiayaan,” tutur Perry.
Prospek neraca pembayaran yang positif juga membuat BI lebih percaya diri menurunkan suku bunga acuannya lagi. Sepanjang kuartal III-2019, tercatat aliran masuk modal asing mencapai US$ 4,8 miliar dan posisi cadangan devisa sampai September sebesar US$ 124,3 miliar.
Baca Juga: LPEM UI menilai BI masih perlu pangkas suku bunga acuan, ini alasannya
“Secara keseluruhan kami meyakini neraca pembayaran akan mengalami surplus tahun ini, didukung dengan CAD pada 2,5%-3% sehingga stabilitas eksternal tetap terjaga,” kata Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News