kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ingin tingkatkan peringkat PISA, Jokowi ungkap masalah utama pendidikan di Indonesia


Jumat, 03 April 2020 / 12:53 WIB
Ingin tingkatkan peringkat PISA, Jokowi ungkap masalah utama pendidikan di Indonesia
ILUSTRASI. Pelajar mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (30/3/2020). Tingkatkan peringkat PISA, Jokowi ungkap permasalahan utama pendidikan di Indonesia. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas mengenai strategi peningkatan peringkat Indonesia dalam Programme for International Student Asessment (PISA).

Jokowi mengungkap, di skor PISA untuk Indonesia di 2018 terdapat 3 bidang utama kompetensi yang penurunannya paling besar. 3 bidang kompetensi tersebut antara lain literasi atau kemampuan membaca, matematik, dan sains.

Baca Juga: Ini 4 arahan presiden Jokowi soal elektrifikasi

"Kemampuan membaca siswa Indonesia dengan skor 371 di posisi 74, kemampuan matematika skornya 379 berada di posisi 73, kemampuan sains skor 396 posisi 71," ujar Jokowi melalui video conference, Jumat (3/4).

Menurut Jokowi, berdasarkan survei PISA tersebut, terdapat 3 masalah utama di bidang pendidikan yang harus segera diselesaikan pemerintah.

Masalah pertama adalah besarnya persentase siswa berprestasi rendah. Menurut Jokowi, Indonesia memang telah berhasil meningkatkan akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah , tetapi harus ada upaya untuk menekan siswa berprestasi rendah hingga 15% sampai 20% di 2030.

Tak hanya itu, masalah kedua berkaitan dengan persentase siswa yang mengulang kelas, dimana persentasenya mencapai 16%. Masalah selanjutnya adalah tingginya ketidakhadiran siswa di kelas.

Baca Juga: Jokowi: Ada 433 desa belum teraliri listrik

Melihat ini, Jokowi pun berpendapat diperlukan berbagai upaya perbaikan mulai dari peraturan, anggaran, infrastruktur, manajemen sekolah, kualitas guru, hingga beban administrasi guru.

"Ini berkali-kali saya tekankan. Mengenai beban administrasi guru, guru tidak fokus pada kegiatan belajar mengajar, tetapi lebih banyak dipakai untuk hal- hal yang berkaitan dengan administrasi. Ini tolong digarisbawahi," kata Jokowi.

Dia juga mengatakan dibutuhkan adanya perbaikan proses belajar mengajar khususnya dalam hal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, mendorong perbaikan lingkungan belajar siswa mulai dari peningkatan motivasi belajar hingga menekan tindakan perundungan di sekolah.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Xi Jinping bahas penanganan virus corona lewat sambungan telepon

Jokowi juga mengatakan, ini menjadi salah satu momentum untuk merumuskan ulang sistem evaluasi dan standar dasar pendidikan nasional, apakah dalam mengendalikan mutu pendidikan nasional apakah hanya menggunakan UN atau bisa menggunakan standar yang dipakai secara nasional yakni PISA.

Pasalnya, karena pandemi Covid-19, Indonesia memutuskan untuk membatalkan UN 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×