kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ingin menyaksikan bulan berubah warna jadi merah? Simak wilayah dan jadwalnya


Jumat, 21 Mei 2021 / 09:28 WIB
Ingin menyaksikan bulan berubah warna jadi merah? Simak wilayah dan jadwalnya
ILUSTRASI. Gerhana Bulan Penumbra


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Rabu (26/5/2021), Indonesia kembali akan menyaksikan fenomena gerhana bulan total. Gerhana bulan total (GBT) atau super blood moon tahun ini berbarengan dengan hari raya Waisak. 

Bagaimana GBT bisa terjadi? 

Diketahui, GBT terjadi ketika bayangan Bumi sepenuhnya menutupi Bulan. Saat itu, Bulan akan tampak sangat gelap. Sinar Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan tersebar, dibiaskan, dan difokuskan kembali ke Bulan hingga memberikan cahaya yang redup, bahkan gelap.

Apabila GBT dilihat dari permukaan Bulan, maka akan terlihat bentuk cakram hitam Bumi menghalangi seluruh Matahari. 

Pada peristiwa ini, warna Bulan bisa berubah warna menjadi kemerahan atau menyerupai warna tembaga selama GBT berlangsung. Saat Bulan berada dalam bayangan total, sebagian cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi dan membelok ke arah Bulan. Sedangkan, warna lain dalam spektrum terhalang dan dihamburkan oleh atmosfer Bumi. 

Baca Juga: Gerhana Bulan Total terjadi 195 tahun sekali, ini jadwal dan lokasi melihatnya

Penjelasan Lapan soal lokasi GBT 

Terkait akan berlangsungnya fenomena GBT, Peneliti Pusat Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging mengatakan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan GBT pada Rabu, 26 Mei 2021. 

"Sebetulnya dari seluruh wilayah Indonesia bisa saja, hanya saja, kalau mau lengkap dari awal, memang lebih baik dari wilayah Timur Indonesia," ujar Emmanuel saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/5/2021). 

Ia menambahkan, untuk menyaksikan GBT, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu optik. "Buat masyarakat umumnya, ya bisa menikmati gerhana tanpa harus berkerumun, bisa dari rumah masing-masing menikmati saat senja hari," lanjut dia. 

Baca Juga: ​Mengenal fenomena alam gerhana bulan penumbra yang terjadi sore ini 30 November 2020

GBT berbarengan dengan hari raya Waisak 

Emmanuel mengatakan, GBT atau bulan merah yang beriringan dengan Waisak terjadi setiap 195 tahun sekali. Sementara, periode GBT umumnya berlangsung setiap dua kali dalam setahun. 

"Bulan merah yang beriring dengan Waisak itu setiap 195 tahun sekali, kalau gerhana bulan setahun bisa sampai dua kali terjadi," ujar Emmanuel. 

Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka. 

Sementara itu, GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003. 

Baca Juga: Setelah 800 tahun, Jupiter dan Saturnus akan kembali terlihat seperti planet ganda

Menurutnya, fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106. 

Selain itu, dilansir dari situs resmi Lapan, masyarakat dapat menyaksikan fase gerhana berdasarkan waktu yang wilayah yang pas. Fase awal penumbra Untuk fase awal penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua dan Kepulauan Aru pada pukul 17.46 WIT. 

Fase awal sebagian 

Fase awal sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT pada pukul 17.44 WITA atau 18.44 WIT. 

Fase awal total

Fase awal total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau. Masyarakat dapat melihatnya pada pukul 18.09 WIB, 19.09 WITA, atau 20.09 WIT. 

Fase puncak gerhana 

Fase puncak gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara. Masyarakat dapat menyaksikan pada pukul 18.18 WIB, 19.18 WITA, atau 20.18 WIT. 

Baca Juga: Asteroid berukuran cukup besar akan melintasi Bumi, berbahayakah?

Fase akhir total 

Fase akhir total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 18.27 WIB, 19.27 WITA, atau 20.27 WIT. 

Fase akhir sebagian 

Fase akhir sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 19.52 WIB, 20.52 WITA, atau 21.52 WIT. 

Fase akhir penumbra 

Untuk fase akhir penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 20.51 WIB, 21.51 WITA, atau 22.51 WIT. Secara global, GBT dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Daftar Wiayah di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total 2021"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Sari Hardiyanto

Selanjutnya: 2 Planet terbesar di tata surya akan tunjukkan pemandangan langka ini bulan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×