Reporter: Hans Henricus | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Pemerintah mengakui lambatnya pasokan lantaran infrastruktur Pertamina belum memadai. Apalagi, pasokan elpiji makin mandek setelah dalam sepekan terakhir Pertamina harus menjalani perbaikan di Kilang gas di Balongan, Indramayu yang menjadi pemasok utama gas di Pulau Jawa.
Selain itu, proses pembangunan tangki timbun untuk menampung cadangan gas juga belum rampung. "Minta maaf kepada masyarakat, terjadi kelambatan pasokan gas karena Balongan rusak, belum lagi tidak ada tangki timbun yang besar sebagai cadangan, akibatnya satu saja terjadi kelambtan maka lambat sampai proses akhir," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meninjau Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk (tabung) Elpiji (SPPBE) Pertamina di Tanjung Priok, Minggu (14/12).
Yang jelas, saat ini Pertamina masih menggarap 3 tangki timbun di daerah Eretan, Jawa Barat, Tuban, Jawa Timur, dan Cilacap, Jawa Tengah. Kapasitas masing-masing tangki tampung itu diperkirakan antara 12.000 metrik ton sampai 20.000 metrik ton.
Sekadar catatan, permintaan terhadap elpiji sepanjang tahun 2008 melonjak signifikan. Menurut catatan Pertamina, penjualan elpiji dari Januari sampai Desember naik 600% dari 16 ribu ton menjadi 90 ribu ton pada Desember.
Menurut Wapres Jusuf Kalla, kenaikan 600% itu terjadi lantaran konversi minyak tanah ke gas berhasil. "Dengan konversi itu bisa menghemat subsidi hingga Rp 12 triliun karena minyak tanah berkurang pemakaiannya sampai 2,1 juta kiloliter," kata Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News